WHO Sampaikan Kabar Buruk: COVID-19 Masih Jauh Dari Selesai
- WHO
VIVA Lifestyle – Sudah dua tahun lebih dunia dihantam oleh pandemi Covid-19. Di Indonesia, kasus Covid-19 ditemukan pertama kali di awal tahun 2020. Seluruh dunia mengalami lockdown, karena virus ini bisa menular dari droplets atau cairan. Meski angka Covid-19 sempat landai namun belum tentu sudah selesai. Apalagi, Covid-19 bisa bermutasi dan "mengeluarkan" varian-varian baru.
Begitu pula yang dijelaskan oleh Organsasi Kesehatan Dunia atau WHO. Berdasarkan statistik dari Our World in Data, melansir di hari Senin, 11 Juli 2022, angka Covid-19 di dunia mencapai 1.067.894. Angka ini ternyata meningkat dari minggu sebelumnya, di mana angka "hanya" menyentuh 900.548 pada 4 Juli lalu.
Mengutip dari Reuters, Direktur Jendral WHO, Tedros Adhano Ghebreyesus mengungkapkan bahwa Covid-19 masih jadi darurat global dan belum berakhir. "Covid-19 belum berakhir. Ketika virus memukul kita, maka kita harus melawan," kata Tedros di konferensi pers di Jenewa, Selasa 12 Juli 2022.
Tedros mendesak untuk seluruh negara tetap menerapkan protokol kesehatan yang tertib dan meningkatkan vaksinasi Covid-19, terutama bagi populasi yang paling rentan, termasuk petugas kesehatan dan warga berusia di atas 60 tahun. Tedros mengatakan, rendahnya tingkat vaksinasi Covid-19 berisiko menimbulkan penyakit parah dan kematian. Tedros mengatakan, lebih dari 1,2 miliar vaksin Covid-19 telah diberikan secara global. Sementara tingkat imunisasi rata-rata di negara-negara miskin hanya sekitar 13 persen.
Sementara, mengutip dari laman resmi WHO, Michael J. Ryan, Direktur Eksekutif Program Kesehatan darurat WHO mengatakan bahwa kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO meningkat sebanyak 30% dalam dua pekan terakhir, di awal bulan Juli. Ia berkata bahwa dari data yang diterima,kenaikan angka disebabkan oleh varian Omicron BA.4, BA.5 dan varian turunan lainnya, serta penurunan pembatasan sosial.
Di Indonesia sendiri, pertanggal 12 Juli 2022 di hari Selasa, angka kasus aktif adalah sebanyak 3.361. DKI Jakarta merupakan provinsi yang paling banyak melaporkan kasus positif Corona selama 24. Hal ini disampaikan melalui publikasi Humas BNPB.