Menurut Ahli, Terlalu Banyak Tidur Bisa Jadi Gejala Depresi
- dw
VIVA Lifestyle – Setiap manusia, pasti membutuhkan tidur. Tubuh dan otak butuh tidur sebagai cara me-recharge energi dan agar tubuh bisa beristirahat agar bisa kembali beraktivitas secara normal keesokan harinya.
Kekurangan tidur bisa menimbulkan penyakit dan kebiasaan yang tak sehat, seperti Insomnia, lemas, kurang konstentrasi dan lainnya. Menurut penjelasan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), durasi tidur ideal per hari untuk orang dewasa adalah 7-9 jam dan 8-10 jam untuk remaja.
Namun, bagaimana jika seseorang terlalu banyak tidur? Ternyata, jika seseorang terlalu banyak tidur, maka bisa jadi hal tersebut adalah salah satu gejala depresi.
Depresi adalah gangguan suasana hati, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai proses berpikir, perasaan dan perilaku seseorang. Seseorang yang depresi biasanya memperlihatkan perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, perasaan tak berdaya
Terlalu banyak tidur atau bisa juga disebut hipersomnia. Studi yang dirilis dalam jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience tahun 2008 memaparkan, kecenderungan tidur berlebihan rentan terjadi pada perempuan atau seseorang berusia di bawah 30 tahun yang mengalami depresi.
Lebih lanjut, penelitian dalam jurnal Current Sleep Medicine Reports tahun 2015 menjelaskan, oversleeping atau tidur berlebihan merupakan salah satu gejala dari depresi, namun bukan penyebab utama depresi itu terjadi.
Nah, menurut penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terlalu banyak tidur bisa jadi salah satu gejala depresi. karena ada banyak gejala depresi, sebaiknya jika hal ini sudah mengganggu, baiknya segera datang ke ahli seperti dokter atau psikolog untuk mendapat perawatan lebih lanjut.