Gejala Ringan Omicron BA.4 dan BA.5, IDI Imbau Antigen saat Bepergian
- Dokumentasi VIVA
VIVA – Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi sebanyak 57 kasus di Indonesia, meski kenyataannya bisa lebih banyak. Hal ini membuat para pakar menyarankan agar protokol kesehatan kembali diperketat, termasuk melakukan tes COVID-19 saat akan bepergian.
"Pelaku travelling dianjurkan PCR atau antigen negatif. Karena BA.4 dan BA.5 lebih menular," ujar Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan SpP, dalam konferensi pers di PB IDI, Jakarta, Selasa 21 Juni 2022.
Menurut Erlina, kasus di lapangan sebenarnya bisa lebih banyak ditemukan namun minim yang menjalani tes COVID-19. Salah satu penyebabnya adalah lantaran gejala yang ditimbulkan subvarian baru Omicron ini lebih ringan dibanding varian sebelumnya.
"Karena ringan kadang orang nggak sadar dia sakit dan menular. 'Ah cuma batuk, pilek'. Jadi kita nggak tahu status orang yang ada di satu pesawat atau kereta," tutur Erlina.
Pelonggaran protokol kesehatan sendiri dilakukan lantaran kasus yang mulai menurun, bahkan setelah momen pulang kampung alias mudik. Namun kini, kasus yang kian meningkat menjadi sorotan untuk memperketat tes COVID-19 terutama saat bepergian dengan transportasi umum.
"Karena penularan naik, melibatkan publik transportasi, sebaiknya ada status antigennya. Karena bisa jadi di dalam kendaraan itu waktu lama. Di sekitar kita nggak tahu statusnya, potensi penularan ada. Dalam transportasi waktunya lama dan pajanannya bisa lama. Kalau sistem imunnya tidak optimal, pajanan lama akan timbul penyakit (COVID)," kata dia.
Meski subvarian baru Omicron dinilai tak menimbulkan keparahan, namun Erlina menegaskan bahwa penularannya sangat cepat. Maka dari itu, tes antigen dan PCR sangat membantu membatasi penularan sehingga kenaikan kasus bisa diredam. Termasuk juga memakai masker kembali di ruang terbuka yang sempat diberi kelonggaran oleh pemerintah.
"Ini salah satu rekomendasi untuk antisipasi. Jangan tunggu sakit dulu. Pakai masker tetap kembali lagi. Dengan kasus naik, rekomendasi kami pakai masker walau di ruang terbuka," tuturnya.