5 Obat Antibiotik untuk Bisul Supaya Cepat Pecah dan Kering
- Pixabay/Kjerstin_Michaela
VIVA – Antibiotik untuk bisul sudah semestinya diketahui oleh semua orang, karena bisul sendiri bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Bisul ini bukan termasuk penyakit menular dan dapat diatasi dengan perawatan rumahan tanpa obat khusus. Tapi, tentu saja perawatan ini hanya dapat dilakukan untuk mengatasi bisul yang berukuran kecil.
Salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk mengobati bisul adalah memberi kompres hangat. Kamu hanya perlu mengompres area bisul dengan memakai kain bersih yang sudah direndam dalam air hangat selama 10 menit. Cara tersebut dapat dilakukan beberapa kali sehari sesuai kebutuhan masing-masing.
Tujuannya, kompres ini akan membantu bisul supaya bisa pecah dan mengalir lebih cepat. Perlu diketahui bahwa kamu tidak diperkenankan untuk memecahkan bisul sendiri lantaran tindakan ini bisa mengakibatkan infeksi ke area kulit di sekitarnya. Kemudian kamu juga jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah mengompres bisul.
Obat Bisul dari Bahan Alami
Ada beberapa obat dari bahan alami yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bisul tersebut, beberapa diantaranya adalah kunyit dan minyak pohon teh. Kunyit ini mempunyai komponen antibakteri dan anti peradangan yang akan membantu untuk menghilangkan bisul. Untuk menggunakannya, kamu hanya perlu mencampurkan bubuk kunyit dengan air, dan oleskan pada area bisul.
Sementara untuk minyak pohon teh, diyakini bermanfaat untuk membasmi bakteri penyebab bisul lantaran kandungan antibakteri dan antiseptiknya yang sangat kuat. Sebab, minyak pohon teh ini bisa menimbulkan efek terbakar, pemakaiannya sebaiknya dicampur dengan minyak zaitun atau minyak kelapa.
Oleskan campuran minyak pohon teh sebanyak 2-3 kali dalam sehari untuk hasil maksimal. Namun, agar bahan-bahan alami ini tidak menimbulkan masalah baru pada bagian kulit, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk memastikan keamanannya.
1. Mupirocin
Mupirocin merupakan salah satu salep antibiotik yang dapat digunakan sebagai obat bisul. Salep ini umumnya sering digunakan untuk melawan infeksi Staphylococcus aureus atau bakteri penyebab berbagai masalah kulit seperti impetigo, eksim, psoriasis, herpes, dan banyak lagi. Mupirocin bekerja sangat efektif dengan menghalangi aktivitas isoleucyl-tRNA synthetase.
Enzim ini dipakai oleh bakteri untuk membuat protein, yang pada akhirnya menginfeksi tubuh manusia. Tanpa enzim ini, bakteri secara perlahan akan mati, membuat proses penyembuhan bisul lebih cepat. Selain itu, mupirocin juga mengandung polietilen glikol, yang cukup mudah diserap oleh kulit yang terkena infeksi.
Namun, berhati-hatilah dan gunakan salep ini sesuai petunjuk dokter atau petunjuk pada label kemasan. Pasalnya, bahan kimia dalam obat bisul yang satu ini bisa mempengaruhi kerja ginjal jika digunakan secara berlebihan.
Efek samping lainnya termasuk gatal dan kehangatan kulit di sekitar bisul, pembengkakan pada wajah atau bibir, sakit kepala, dan bahkan ruam serta sesak napas. Sebab itu, pastikan kamu sudah mengikuti petunjuk pemakaiannya.
2. Gentamicin
Gentamisin merupakan salah satu salep antibiotik spektrum luas yang sangat efektif dalam mengobati bisul kulit. Salep bisul ini termasuk ke dalam golongan aminoglikosida dan efektif menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab bisul.
Pastikan untuk menggunakan salep ini sesuai dengan petunjuk penggunaan. Pasalnya, penggunaan obat yang salah dan dosis yang salah dapat menurunkan efektivitas obat. Ini juga menjadi alasan mengapa bisul tidak kunjung sembuh atau bahkan semakin membesar.
Sebelum mengoleskan salep, cuci tangan terlebih dahulu sampai bersih. Setelah itu, oleskan salep tipis-tipis pada bagian benjolan 3-4 kali sehari untuk hasil maksimal. Gunakan pada waktu yang sama setiap hari untuk hasil yang lebih efektif dan mempercepat penyembuhan bisul.
3. Clindamycin
Clindamycin (Cleocin®) merupakan salah satu obat oral yang sering digunakan untuk mengobati infeksi serius, termasuk benjolan berisi nanah yang disebabkan oleh bisul. Obat bisul ini bekerja dengan cara menghambat kemampuan bakteri memproduksi protein yang digunakan untuk menginfeksi tubuh.
Karena termasuk dalam kategori antibiotik, kamu harus mematuhi aturan minum dan melanjutkan sampai dosis yang ditentukan habis. Menghentikan pengobatan, terutama antibiotik, yang terlalu cepat dapat membuat bakteri terus tumbuh dan pada akhirnya akan menghambat penyembuhan bisul.
4. Cephalexin
Cephalexin adalah salah satu jenis antibiotik oral yang termasuk ke dalam kelas cephalosporins. Bila digunakan sesuai aturan pakai, salep bisul yang satu ini sangat efektif menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bisul.
Sama seperti jenis obat antibiotic untuk bisul lainnya, salep sefaleksin memiliki efek samping yang perlu kamu waspadai. Efek samping mungkin termasuk diare, mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, ruam, dan demam. Jadi pastikan kamu benar-benar mengikuti petunjuk penggunaan yang tercantum oleh dokter kamu atau mengikuti petunjuk pada kemasannya.
5. Penisilin
Beberapa contoh antibiotik untuk bisul jenis penisilin, seperti flukloksasilin, banyak digunakan oleh dokter untuk mengobati bisul. Antibiotik ini diminum melalui mulut, biasanya empat kali dalam sehari dan sebaiknya satu jam sebelum atau dua jam setelah makan. Antibiotik ini harus diminum hingga habis sesuai dengan anjuran dokter.
Bila tidak dilakukan, maka akan berpotensi untuk infeksi berulang dan resistensi bakteri terhadap obat antibiotik. Antibiotik golongan penisilin bisa mengakibatkan efek samping yang lain seperti diare, gangguan fungsi hati, nyeri sendi, ruam pada kulit, demam, sampai nyeri otot. Obat ini harus dihindari oleh orang-orang yang mempunyai riwayat alergi penisilin.
Hal yang Harus Diperhatikan
Ketika menjalani pengobatan antibiotik untuk bisul, pastikan kamu tidak berbagi obat dengan orang lain. Karena setiap orang memiliki kondisi kesehatan berbeda, jadi belum tentu satu antibiotik yang sama bisa sama pula efektifnya saat diterapkan kepada orang lain.
Sebisa mungkin kamu juga menghindari mengonsumsi jus buah, usus, atau alkohol dalam rentang waktu 3 jam setelah mengonsumsi antibiotik. Jika kamu masih bingung tentang dosis serta cara pemakaiannya dengan kapan harus makan atau minum, tanyakan kepada dokter.