Jangan Urut Bagian Punggung dan Pinggang, Bahaya Ini Mengintai
- Pexels
VIVA – Saraf kejepit sering terjadi di bagian punggung belakang atau pinggang. Namun, tak sedikit yang mungkin tidak bisa membedakan apakah sakit pinggang yang dirasa adalah karena saraf kejepit.
Dokter spesialis saraf dr. Zicky Yombana, Sp.S menjelaskan, saat merasakan sakit di pinggang yang tidak pernah dialami sebelumnya, itu sudah merupakan sinyal untuk memeriksakan ke dokter.
"Mitosnya kalau sakit pinggang itu karena minum padahal itu gak ada hubungan. Kalau sakit pinggang yang terjadi mungkin karena kaku, tersenggol, atau kemungkinan saraf kejepit segera bawa ke dokter," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Selasa 31 Mei 2022.
Masalah saraf kejepit harus ditangani oleh ahlinya yaitu dokter. Tapi, sebagian besar masyarakat Indonesia masih percaya dengan terapi urut.
Padahal, kata dr. Zicky, mengatasi saraf kejepit dengan urut sangat berbahaya.
"Urut hanya untuk tangan atau otot saja, karena otot dan tangan kalau diurut agak kekerasan hanya menimbulkan lebam atau mungkin keseleo. Kalau tulang belakang kita gak tau seberapa kuat urutnya, nanti bisa terjadi pergeseran dan kejepit sarafnya. Kalau lebih berat lagi, kemungkin bisa terjadi mengalami kelumpuhan," lanjutnya.
Selain urut, menekan bagian tubuh hingga berbunyi krek atau kretek juga suka dilakukan. Hal ini secara struktur bisa mengubah posisi tulang yang benar menjadi bergeser.
Terapi saraf kejepit yang biasanya dilakukan adalah fisioterapi. Tapi, terapi ini juga tidak bisa langsung menyembuhkan saraf kejepit.
"Terapi saraf kejepit itu keroyokan ada bantuan dari alat-alat yang digunakan seperti korset, intervensi saraf blok atau suntik. Pasien juga harus tahu kebiasaan yang sebabkan saraf kejepit," kata dr. Zicky.