Gejala Malaria, Penjelasan dan Penyebabnya

Nyamuk Anopheles betina penyebab malaria
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Gejala malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk. Di Indonesia, penyakit malaria pernah sangat populer dan banyak orang yang terkena penyakit tersebut. Sedikit fakta, penyakit malaria pertama yang tercatat di Indonesia adalah pada tahun 1733. 

Gejala malaria tak bisa dianggap sepele. Karena hal ini bisa berujung pada kritis dan kematian. Untuk penjelasan lebih lengkap, simak apa itu malaria dan bagaimana gejala malaria. 

Apa Itu Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Melalui gigitan nyamuk tersebut, parasit masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah merah. Parasit malaria ini bernama Plasmodium. 

Apakah sama dengan nyamuk DBD atau demam berdarah? Jawabannya adalah beda. Perbedaan yang paling menonjol adalah jenis nyamuk yang menjadi penyebab kedua penyakit tersebut. Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, saat ini penyakit malaria dibagi dalam 4 jenis, yang ditularkan dari 4 parasit yang berbeda yaitu P. falciparum, P. malariae, P. ovale, dan P. vivax.

Ilustrasi nyamuk.

Photo :
  • Pexels/icon0.com

Gejala Malaria 

Gejala malaria mulai dirasakan kurang lebih dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari setelah tergigit nyamuk Anopheles ataupun terpapar. Berikut beberapa gejala malaria:

a. Demam : bersifat periodik karena berkaitan dengan pecahnya skizon yang mengeluarkan berbagai antigen. Proses pematangan skizon berbeda tiap jenis plasmodium. 

Demam ini bisa berbeda tiap parasit. Bisa demam setiap hari atau falciparum, demam setiap 3 hari atau vivax/ovale dan demam setiap empat hari atau malariae. 

b. Splenomegali yang merupakan gejala malaria kronik. Bisa menyebabkan menggigil parah. 

c. Anemia yang terjadi akibat pecahnya eritrosit yang terinfeksi maupun tidak.

d. Ikterus yaitu karena terjadinya hemolysis dan gangguan hepatik.

e. Gejala lainnya adalah sakit kepala, pusing, mual muntah, berkeringat, dan nyeri otot berat. 

Jika merasakan hal seperti itu, baiknya jangan membuang waktu dan segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Biasanya, penanganan malaria terbagi menjadi 4, tergantung dari parasit dan antimalaria yang akan diberikan. Skizontisid primer untuk parasit praeritrosit, Skizontisid sekunder untuk patasit eksoeritrosit, Skizontisid darah untuk fase eritrosit, dan Gametosit. 

Untuk mencegah terkena penyakit malaria dan gejala malaria, dapat dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan. Jika memang sedang melakukan aktivitas di luar atau di wilayah dengan malaria yang tinggi maka gunakan semprotan atau lotion anti nyamuk, gunakan pakaian panjang, kelambu dan lainnya untuk mencegah kulit digigit nyamuk. 

Jika terlambat untuk ditangani, ditakutkan untuk seseorang yang terkena malaria akan terjadi komplikasi yang membuat penderita semakin parah. Resiko komplikasi seperti : Asidosis atau kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi, anemia berat, gagal ginjal akut, kejang yang parah, penurunan kesadaran, gagal fungsi organ tubuh, bahkan hingga kompilkasi berat berupa kematian. 

Meskipun sempat menjadi wabah pada tahun 1950-an, namun saat ini malaria sudah bukan termasuk penyakit mengerikan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Bahkan, menurut data dari Kementrian Kesehatan atau Kemenkes, Jakarta, Jawa Timur, dan Bali sudah termasuk kota yang bebas dari penyakit malaria. Namun, gejala penyakit malaria masih sering dijumpai di daerah bagian Timur Indonesia, seperti Papua Timur, NTT, dan Papua Barat. Ini disebabkan oleh faktor geografis yang masih tinggal berdekatan dengan kebun, rawa, dan pepohonan yang dapat menjadi sarang nyamuk.