COVID-19 Picu Bahaya Hipertensi, Begini Penjelasan Dokter

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA – Hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang kerap diabaikan lantaran minim gejala. Namun, penyakit ini diam-diam justru memicu keparahan pada pasien yang juga tertular COVID-19. Apa alasannya?

Dijelaskan dokter spesialis jantung, dr. Erwinanto SpJP, COVID-19 sendiri sebenarnya tak berkaitan sebagai penyebab tekanan darah tinggi alias hipertensi. Belum ada bukti, lanjut dokter Erwin, yang menunjukkan bahwa hipertensi timbul akibat terinfeksi COVID-19.

"COVID-19 tidak meningkatkan (risiko) hipertensi)," jelasnya dalam konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia, Kementerian Kesehatan RI, Kamis 12 Mei 2022.

Akan tetapi, dokter Erwin mengingatkan bahwa bisa saja pasien yang terinfeksi COVID-19 serta sudah mengidap hipertensi, mengalami komplikasi. Menurut Erwin, salah satu pemicunya adalah ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat hipertensi.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

"COVID memicu komplikasi atau memperberat hipertensi. Maka obat hipertensi harus dilanjutkan meski COVID. Harus dilanjutkan untuk mengurangi beban hipertensi. Ingat, kematian karena COVID pada pasien hipertensi, juga sebagai pemicu penyakit kardiovaskular, stroke, ginjal, itu meningkat," jelasnya.

Lebih dalam, dokter Erwin menegaskan bahwa tekanan darah tinggi sebenarnya dapat dikendalikan dengan intervensi berupa gaya hidup dan terapi obat. Meski sudah terkendali, kata dokter Erwin, terapi obat tetap harus dilanjutkan seumur hidup.

"Terkendali dalam waktu tertentu tapi (hipertensi) itu dia naik lagi dan kadang pasien tidak sadar bahwa dia naik lagi. Jadi yang disebut terkendali adalah terkendali dengan intervensi. Sebagian besar (pasien) perlu terapi obat. Jika sudah pakai terapi obat, jangan dihentikan karena hipertensi tidak bisa sembuh.