Terungkap, Penyebab Kematian Pasien Pertama Cangkok Jantung Babi
- Physics World
VIVA – Kematian pria Amerika Serikat, David Bennett Snr, yang menerima cangkok jantung babi, mungkin dipercepat oleh hal lain yang dia dapatkan dari babi yaitu virus dari hewan tersebut. Hal itu ditemukan para tenaga medis usai menginvestigasi kasus cangkok jantung babi pertama dalam sejarah medis.
Dikutip dari laman The Sun, menurut Dr Muhammad Mohiuddin, yang memimpin tim University of Maryland Medicine, yang melakukan transplantasi pada 7 Januari, kondisi Bennett yang melemah diduga akibat virus yang disebut pig cytomegalovirus atau CMV mungkin menjadi salah satu dari beberapa faktor yang menyebabkan kematiannya,
Bennett meninggal dua bulan setelah menerima cangkok jantung babi, yang merupakan upaya terakhir untuk menyelamatkan hidupnya. Dalam otopsi setelah kematian Bennett menunjukkan bahwa sementara jantung babi telah memompa dengan baik, jaringan parut menumpuk di organ, menebal dan mencegahnya relaks sepenuhnya setelah mendorong melalui darah.
Para ahli mengklaim jantung babi yang digunakan dalam operasi itu terinfeksi virus babi, MIT Technology Review melaporkan.
“Dia terlihat sangat berbeda,” kata Dr Bartley Griffith, ahli bedah transplantasi Bennett, dalam webinar American Society of Transplantation.
“Sesuatu terjadi padanya. Dia tampak terinfeksi.”
Dokter Griffith mengatakan petugas medis mulai mempelajari alasan Bennet meninggal dan menambahkan bahwa virus itu mungkin menjadi biang kerok yang memicu penurunan kesadaran.
"Jika ini adalah infeksi, kemungkinan besar kami dapat mencegahnya di masa depan,” kata Dr Griffith selama presentasinya.
Ahli bedah mengatakan bahwa tes berikutnya menunjukkan bahwa jantung babi yang ditransplantasikan terinfeksi dengan porcine cytomegalovirus, yang pada babi dapat menyebabkan berbagai gejala, dari mata merah dan bersin hingga komplikasi kehamilan dan lahir mati. Virus ini sebelumnya telah dikaitkan dengan kegagalan transplantasi organ babi pada hewan babon.
Joachim Denner dari Institute of Virology di Free University of Berlin, yang mempelajari efek virus babi pada organ transplantasi, mengatakan pengujian yang lebih akurat dapat mengatasi masalah transplantasi hewan ke manusia di masa depan. Menurut Denner, tim dokter di AS tampaknya telah menguji jantung babi donor untuk virus, tetapi sering kali ditemukan lebih dalam di jaringan dan sulit untuk dideteksi.
"Tetapi jika Anda menguji hewan dengan lebih baik, itu tidak akan terjadi, ”kata Denner.
“Virus dapat dideteksi dan dengan mudah dihilangkan dari populasi babi, tetapi sayangnya, mereka tidak menggunakan pengujian yang baik dan tidak mendeteksi virus, dan inilah alasannya. Babi donor yang terinfeksi, dan virus itu ditularkan melalui transplantasi," imbuhnya.
Ada pun mendiang Bennett Sr, yang menderita penyakit jantung parah, setuju untuk menerima cangkok jantung babi untuk percobaan setelah ditolak dari beberapa daftar tunggu untuk menerima transplantasi dari manusia. Operasi dilakukan oleh dokter di University of Maryland Medical Center di Baltimore.