COVID BA.2.12.1 Terkait Delta Picu Lonjakan Kasus di India, Bahaya?
- Pixabay/mattthewafflecat
VIVA – Kasus COVID-19 kembali melonjak di Delhi, India. Hal ini diduga berkaitan dengan sub varian Omicron jenis BA.2.12.1 Sub-Varian. Ahli virologi menyebut jenis Omicron itu diduga kuat berkaitan dengan Delta. Lantas, berbahayakah?
Para ahli telah memperingatkan tentang perjuangan tanpa akhir melawan COVID-19 selama lebih dari setahun belakangan. Wabah virus paling menular ini telah membuat dunia syok dan trauma, karena pertempuran tampaknya sulit dengan virus bermutasi lebih cepat dari sebelumnya.
Dalam laporan terbaru, India telah menyatakan ada mutasi baru yang mendorong lonjakan tiba-tiba kasus di ibu kota negara. Rupanya, Varian baru Omicron BA.2.12.1 ini juga merupakan alasan di balik lonjakan kasus yang tiba-tiba di Amerika Serikat.
Picu Lonjakan Kasus
Sub-garis keturunan BA.2.12.1 dari varian Omicron COVID-19 yang sangat ganas lebih menular daripada jenis sebelumnya. Selain itu, BA.2.12.1 menyebabkan lonjakan kasus di AS. Ini memiliki keuntungan berkembang sekitar 30% hingga 90% per minggu dibandingkan BA.2 (Omicron).
Bahkan, BA.2.12.1 memiliki mutasi L452Q juga terlihat di Delta tetapi tidak di BA.2. Para ahli menyatakan mutasi pada posisi L452 protein lonjakan di sub-garis keturunan BA.2.12.1 yang merupakan bagian dari domain pengikat reseptor (RBD) sebelumnya telah dilaporkan di sejumlah varian lain, termasuk Delta, Epsilon dan Lambda.
Berkaitan dengan Delta
Menurut para ahli, varian Omicron yang sangat ganas telah bermutasi lagi untuk membentuk strain lain yakni BA.2.12.1. Dalam survei pekan lalu, para ahli mengungkapkan sebagian besar kasus positif COVID di Delhi ditemukan terinfeksi Omicron sub-garis keturunan BA.2.12 pada dua minggu April tahun ini.
Bukan itu saja, para ahli telah menambahkan Omicron BA.2.12.1 memiliki beberapa koneksi dengan varian delta COVID-19, strain dominan yang berada di balik gelombang kedua ganas di India. Saudari Omicron jenis BA.2.12.1 dituding menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Wilayah Ibu Kota Nasional (NCR), memiliki mutasi pada protein spike yang serupa dengan yang hanya ditemukan pada silsilah Delta.
Berbahayakah?
Namun, para ahli menahan diri untuk tidak mengomentari bagaimana hubungan mutasi ini dengan Delta akan mempengaruhi tingkat keparahannya. Sebab, ini masih butuh penelitian lebih lanjut.
"Apakah hubungan ini menyebabkan tingkat keparahan infeksi harus dilihat, tetapi sejauh ini, dokter mengklaim, sebagian besar kasus positif Covid tidak menunjukkan gejala atau ringan," Shahid Jameel, seorang peneliti senior di Green Templeton College di Universitas Oxford mengatakan kepada media.