Jangan Asal, Ini Trik Kuat Puasa Meski Aktif Olahraga
- Times of India
VIVA – Puasa ramadhan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun dengan tetap menjaga pola makan serta aktif bergerak. Sayangnya, banyak yang memilih tetap rebahan lantaran khawatir merasa lemas, yang sebenarnya bisa diatasi dengan trik nyaman dan aman saat berolahraga. Seperti apa?
Spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati mengatakan bahwa olahraga patut dijalani selama kondisi tubuh sehat, termasuk saat puasa. Jangan membuang waktu dengan rebahan seharian penuh karena hanya membuat tubuh menjadi kaku dan justru tak bertenaga.
"Puasa jangan sampai hanya jadi kaum rebahan agar manfaat kesehatannya lebih optimal," ujarnya dalam keterangan pers Amazfit.
Dokter Dhika menyarankan agar menggunakan cara aman saat hendak olahraga ketika puasa. Dimulai dengan pemilihan waktu yang tepat sesuai dengan kondisi tubuh tiap orang.
"Pilih waktu kapan saja asal tergantung dengan kondisi tubuh kita," kata dia..
Dokter Dhika menyampaikan bahwa ada tiga waktu yang disarankan untuk memulai olahraga saat puasa. Pertama adalah seusai sahur di mana tubuh masih cukup segar dengan sisa makanan yang dikonsumsi sebelumnya.
"Kalau mau olahraga di jam seperti ini, tubuh masih berenergi, sebenarnya tidak apa-apa, lompat-lompat juga silahkan," ujar dia.
Akan tetapi, olahraga yang terlalu berlebihan di waktu ini berisiko memicu rasa haus. Apalagi, keringat bisa keluar berlebihan sehingga risiko dehidrasi pun makin besar. Maka, pemilihan jenis dan tempat olahraga sangat disarankan seperti cukup dengan lari santai dengan treadmill di dalam ruangan.
“Makanya kalau mau olahraga setelah sahur, kontrol keringat dan lamanya olahraga. Jangan panas-panasan, indoor saja,” katanya.
Waktu lain yang dianjurkan adalah saat buka puasa. Keuntungan di waktu ini adalah jika haus usai olahraga, bisa langsung meredam dahaga saat buka puasa. Tetapi, di momen ini adalah jam rawan lantaran sudah kehabisan energi sehingga disarankan memilih jenis olahraga intensitas rendah
Agar mengetahui intensitas olahraga yang kita jalani, bisa memakai jam olahraga khusus yang mendeteksi denyut nadi. Apabila olahraga berlebihan, dikhawatirkan memicu kondisi tubuh yang pusing dan malah membuat rasa lemas berlebih.
"Jangan terlalu memaksakan high intensity daripada nanti malah mata berkunang-kunang," kata dia.
Terakhir, di momen setelah buka puasa di mana energi sudah kembali penuh usai makan dan minum. Akan tetapi, tak dianjurkan juga olahraga terlalu berat atau di waktu yang mendekati jam tidur.
“Kalau terlalu malam dengan intensitas tinggi, tidur jadi tidak nyenyak karena tubuh masih berkeringat, gelisah, tidak deep sleep,” ujarnya.