PB IDI dan IDI Papua Mengecam Tindakan Kekerasan Pada Tenaga Kesehatan

Tangkapan layar dari akun Instagram @ikatandokterindonesia yang mengunggah tagar #SaveNakesIndonesia dan #KamiBukanTarget sebagai ungkapan duka cita atas kekerasan yang dialami sejumlah tenaga kesehatan di Papua, Kamis, 16 September 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Baru-baru ini terjadi pemukulan oleh keluarga pasien terhadap dr James Redi, SpB(Onk) salah satu dokter bedah onkologi yang bertugas di wilayah Papua. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Bersama dengan IDI Wilayah Papua mengecam tindakan kekerasan tersebut. 

Disampaikan oleh dr M. Adib Khumaidi, SpOT selaku Ketua Umum PB IDI, semua tenaga kesehatan berhak atas perlindungan risiko kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Para tenaga Kesehatan ini menghadapi berbagai risiko kerja yang terkait dengan bahaya biologis, kimia, fisik, ergonomis, dan psikososial yang memengaruhi keselamatan mereka dan pasien.

Fasilitas Kesehatan, pemerintah, serta aparat perlu menyediakan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan kerja untuk melindungi para tenaga kesehatan dan juga sistem kesehatan dasar yang berfungsi dengan baik dan kuat agar tenaga Kesehatan dapat bekerja secara produktif.

“Setiap dokter dan tenaga Kesehatan pasti akan selalu melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Tindakan kekerasan pada tenaga Kesehatan tentunya akan mengganggu pelayanan pada masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVA.co.id.

Sementara itu, dr Donald Aronggear, SpB(K), Ketua IDI Wilayah Papua mengatakan bahwa selama ini wilayah Indonesia Timur terutama Papua sangat kekurangan tenaga kesehatan dokter spesialis karena minimnya jaminan perlindungan dari pemerintah setempat dan aparat pada tenaga Kesehatan.

Saat ini hanya ada dua dokter spesialis bedah onkologi di wilayah Papua yang harus melayani sekitar 4,3 juta penduduk. Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan terjadi, maka dikhawatirkan akan mengganggu pelayanan Kesehatan pada masyarakat setempat.

Saat ini, aparat kepolisian Jayapura sedang menindaklanjuti laporan dari pihak korban (dr James Redi, SpB(Onk) dan IDI wilayah Papua. Meski demikian, dr Donald berharap bahwa kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Beberapa pekan sebelumnya, seorang bidan bernama Sri Lestari meninggal karena penganiayaan kelompok tertentu.