Apakah Suplemen Bisa Gantikan Sayur dan Buah?
- Freepik
VIVA – Pola makan sehat yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis antara lain dengan rajin mengonsumsi buah dan sayuran. Buah dan sayur diketahui kaya dengan vitamin, mineral, fitokimia dan antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
Selain itu buah dan sayur tidak hanya mengandung vitamin dan mineral, tetapi juga mengandung serat pangan dan phytochemicals yang berperan sebagai antioksidan dan agen anti peradangan.
Sayangnya, tidak semua orang suka mengonsumsi buah dan sayur, apalagi setiap hari. Untuk itu, mereka seringkali mengakalinya dengan mengonsumsi suplemen. Lantas, bisakah suplemen menggantikan manfaat dari sayur dan buah?
Terkait hal itu, Nutrition Programme Associate WFP Indonesia, Agatha mengungkap bahwa suplemen dibutuhkan ketika kebutuhan gizi seseorang meningkat.
"Suplemen kita butuh ketika kebutuhan gizi meningkat, misal hamil, sakit, menyusui. Kalau kita sehat, enggak lagi dibutuhkan," kata dia dalam virtual conference, Mengajak Remaja Indonesia untuk Mencintai Diri Lewat Gizi Seimbang, Kamis, 14 April 2022.
Lebih lanjut, Agatha memperingatkan masyarakat tentang suplemen yang ada di pasaran. Dia menjelaskan bahwa banyak produk suplemen yang diperjualbelikan mengandung kandungan yang jauh di atas kebutuhan tubuh harian.
"Misalnya vitamin C kita hanya butuh 75 miligram, di pasaran sampai 1000 miligram. Kalau kelebihan, vitamin C larut air. Kebanyakan konsumsi vitamin C terbuang dengan urine," kata dia.
Dia juga mengimbau masyarakat terutama generasi muda untuk mulai membiasakan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan secara seimbang. Sebab, sayur buah tidak hanya mengandung vitamin dan mineral saja, tapi juga mengandung serat dan antioksidan yang tidak ada di suplemen.