Benarkah Penderita Tekanan Darah Rendah Tak Aman Puasa?

Ilustrasi sakit kepala/demam.
Sumber :
  • Pexels/Andrea Piacquadio

VIVA – Tekanan darah rendah (hipotensi) menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi selama berpuasa. Tak sedikit yang mengaitkan kondisi ini dengan rasa lemas dan lelah berlebihan, sehingga banyak pengidap kondisi tersebut yang merasa tak aman untuk berpuasa Ramadhan. Benarkah?

Kondisi ini sejatinya terjadi karena tubuh Anda sedang menyesuaikan diri dengan pola makan yang baru, yang hanya makan saat sahur dan berbuka puasa saja. Akibatnya, tekanan darah mudah turun dan membuat tubuh terasa lemas seharian.

"Memang puasa turunkan tekanan darah. Ini pada orang yang tekanan darahnya tinggi, bisa diturunkan, makanya puasa baik untuk pasien hipertensi," tutur dokter spesialis penyakit dalam, dr Virly N Muzelina SpPD, dalam acara Hidup Sehat, tvOne, Senin 11 April 2022.

Saat puasa, lanjutnya, volume cairan berkurang yang mana kondisi tersebut menjadi faktor tingginya tekanan darah. Selain itu, asupan garam juga cenderung menurun karena lebih menjaga pola makan, di mana pada sebelum puasa asupan garam kerap tak terkontrol. Maka, pengeluaran tubuh pun lebih mudah terhadap garam dan elektrolit lainnya sehingga menurunkan tekanan darah.

Ilustrasi puasa, gelas kosong

Photo :
  • pixabay/ Serdar_A

"Untuk pasien hipotensi, silakan puasa aja, boleh puasa. Kalau memang hipotensi, kontrol ke dokter. Rutin juga melakukan cek tekanan darah saat puasa untuk mencegah tensi turun. Saat sahur dan buka, makanannya harus diperhatikan. Kalau tensi tinggi nggak banyak garam, justru kalau hipotensi nggak apa-apa makan garam banyak dan cairan tercukupi," jelasnya.

Kedua kunci itu menjadi cara untuk mengatasi tekanan darah rendah saat puasa. Perbanyak cairan dengan air putih selama sahur dan berbuka puasa dianjurkan agar pasien hipotensi tak mudah dehidrasi dan memicu tekanan darah menurun.

"Salah satu faktor hipotensi karena kurang cairan seperti dehidrasi, maka dari itu konsumsi air putih cukup saat sahur dan buka dan saat Tarawih. Sahur 2 gelas, buka 4 gelas, malam hari 2 gelas," imbuhnya.

Untuk asupan garam, jika pasien hipertensi tak dianjurkan mengonsumsi lebih dari 2 gram per hari, justru sebaliknya pada pasien hipotensi. Namun, asupan lain yang harus diperhatikan adalah jenis karbohidrat dan tak makan berlebihan.

"Kalau karbohidrat kompleks justru disarankan. Kalau sederhana nggak disarankan. Semua yang berlebihan nggak disarankan. Karbohidrat kan nanti dipecah jadi gula, insulin jadi tinggi, jadi cepat laper saat puasa. Lemas jadi mudah lapar," pungkasnya.