Studi: Tidur Kurang dari Durasi Ini Berisiko Tinggi Kena Diabetes

Ilustrasi menguap/insomnia.
Sumber :
  • Freepik/yanalya

VIVA – Diabetes tipe 2 merupakan kondisi umum yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi terlalu tinggi. Kondisi ini sering dikaitkan dengan riwayat keluarga dengan diabetes, berat badan dan tidak aktif secara fisik. 

Namun para ahli mengatakan, mereka yang menderita insomnia juga bisa mengalami diabetes. Penelitian yang dilakukan di Universitas Bristol, Inggris, menemukan, mereka yang hanya tidur sebentar (kurang dari 6 jam), memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi. 

Para ahli sebelumnya juga telah menemukan adanya hubungan antara diabetes dan tidur. Sebuah makalah tahun 2018 menemukan, kurang tidur meski hanya satu malam, akan meningkatkan risiko diabetes. 

Para ahli di Bristol membandingkan kadar gula darah tinggi dengan frekuensi gejala insomnia. Peserta ditanya apakah mereka mengalami kesulitan tidur atau terbangun di tengah malam. Lalu, mereka diminta untuk menanggapi dengan jawaban, biasanya, kadang-kadang, jarang atau tidak pernah. Mereka juga ditanya berapa lama mereka tidur setiap malam dan jamnya. 

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

Durasi tidur yang pendek diartikan kurang dari 6 jam dibanding dengan mereka yang tidur antara 7 dan 8 jam. Durasi tidur yang panjang diartikan lebih dari 9 jam. Setiap orang juga diminta untuk mencatat seberapa sering mereka merasa mengantuk di siang hari dan apakah mereka termasuk orang yang suka bangun pagi atau suka tidur di malam hari. 

Ada 336.999 peserta dengan 54 persen adalah perempuan dengan usia rata-rata 56,9 tahun. Mereka menemukan, 28 persen orang yang disurvei mengalami insomnia. Studi yang dipublikasikan di Diabetes Care itu menyatakan, mengobati insomnia dapat memicu penurunan kadar gula darah. 

"Kami memperkirakan pengobatan insomnia yang efektif dapat menghasilkan lebih banyak penurunan glukosa daripada intervensi yang setara, yang mengurangi berat badan hingga 14 kg pada orang dengan tinggi rata-rata," kata peneliti senior, James Liu, dikutip The Sun, Senin 11 April 2022. 

"Ini berarti sekitar 27.300 orang dewasa Inggris, berusia antara 40 dan 70 tahun, dengan gejala insomnia yang sering, akan terbebas dari diabetes jika insomnia mereka diobati," sambung dia. 

Ilustrasi insomnia.

Photo :
  • U-Report

Bagi penderita insomnia, mengobati penyakitnya bukanlah perkara mudah. Mereka disarankan untuk tidur di waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi. Pengobatan lain termasuk minum obat tidur, terapi hormon dan terapi perilaku kognitif (CBT). 

Para ahli di Diabetes UK mengatakan, makalah baru ini memberikan wawasan penting tentang tidur dan diabetes tipe 2. Manajer Komunikasi Riset di  Diabetes UK, Dr Faye Riley, mengungkapkan, makalah tersebut menunjukkan, kurang tidur dapat menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi dan dapat memainkan peran langsung dalam perkembangan diabetes tipe 2. 

"Mengetahui hal ini dapat membuka pendetakan baru untuk membantu mencegah atau mengelola kondisi tersebut. Namun, penting untuk diingat bahwa diabetes tipe 2 adalah kondisi yang kompleks, dengan banyak faktor risiko,” kata dia. 

"Makan dengan diet seimbang yang sehat, aktif, dan cukup tidur, adalah komponen penting dari menjaga kesehatan yang baik untuk semua orang, termasuk mereka yang berisiko atau hidup dengan diabetes tipe 2," imbuh Dr Faye Riley.