Kesemutan Pertanda Kolesterol Tinggi Ternyata Mitos

Ilustrasi kolesterol.
Sumber :
  • Freepik/brgfx

VIVA – Kolesterol tinggi sering dihubungkan dengan beberapa gejala. Salah satu yang populer, banyak orang yang mengatakan bahwa kesemutan menjadi salah satu gejala dari kolesterol tinggi. Benarkah? Ini fakta atau mitos?

"Mitos," jelas Spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Selasa 5 April 2022. 

Menurut dokter Wismandari, karena banyak orang yang memercayai mitos tersebut membuat mereka akhirnya memutuskan untuk berobat. Padahal, penyakit kolesterol tidak bergejala. 

"Sedangkan kalau kita sebut kesemutan, itu lebih karena gangguan di saraf. Gangguan di saraf itu bisa macem-macem penyebabnya. Bisa karena memang ada kelainan diabetes paling sering. Diabetes komplikasinya ke saraf sehingga kesemutan. Atau ada gangguan di tulang belakang jadi kesemutan. Jadi, bukan karena kolesterolnya," ungkapnya. 

Kesemutan.

Photo :
  • http://tipskesehatanmu99.blogspot.com/2

Selain kesemutan, Wismandari menegaskan bahwa benjolan yang muncul di sendi, lutut, tangan atau kaki, juga bukan menjadi pertanda kolesterol tinggi. 

"Jadi benjolan itu misalnya yang sangat sering kita temui adalah lipoma. Lipoma itu memang isinya semacam lemak, tetapi bukan karena lemak di tubuhnya banyak, terus jadi muncul benjolan. Itu bisa terjadi pada siapa saja. Jadi jangan tunggu benjolan dulu (baru ke dokter)," kata dia. 

Wismandari kembali menekankan bahwa kolesterol tidak menimbulkan gejala apapun, kecuali jika sudah mengarah pada komplikasi yang lebih parah.  

"Mungkin mirip-mirip kaya hipertensi, tapi hipertensi malah kalau tinggi ada pusing-pusingnya. Tapi kalau kolesterol seringkali mau tinggi kaya apa juga gak ada gejala. Kecuali sudah menimbulkan komplikasi, kaya stroke, sakit jantung. Kalau udah kaya gitu ada (gejala), nyeri dada, lumpuh sebelah," terang dia. 

Ilustrasi kolesterol tinggi

Photo :
  • Times of India

Lalu, kapan seseorang sebaiknya cek kolesterol?

"Kalau umurnya udah 40 terutama 45 tahun ke atas, itu cek kolesterol paling tidak setahun sekali," tuturnya. 

"Kalau masih muda tetapi punya garis keturunan yang kolesterolnya tinggi-tinggi, atau pernah sakit jantung bapak-ibunya terutama kena sakit jantung pas usia muda orangtuanya, itu juga harus periksa lebih muda dari itu. Paling tidak setahun sekali," pungkas dr. Wismandari Wisnu.