Omicron 'Siluman' BA.2 Ada di RI, Menkes Soroti Kasus Kematian
- pexels/Edward Jenner
VIVA – COVID-19 sub varian Omicron BA.2 sudah ditemukan di Tanah Air sejak beberapa bulan terakhir. Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, sudah ada ribuan kasus yang diakibatkan varian yang disebut juga Omicron ‘siluman’ tersebut sehingga termasuk mendominasi.
"Sub varian ini juga sudah ada di Indonesia. Dan hasil final genome sequencing kita yang terakhir dalam dua bulan lebih sudah 8.032 genome sequencing, di akhir-akhir porsi BA.2 ini sudah dominan di Indonesia," kata Menkes Budi dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Senin 14 Maret 2022.
Menurut Budi, sub varian BA.2 tersebut sejatinya sudah meluas di berbagai negara yang juga memicu lonjakan kasus seperti di Hong Kong, Korea Selatan, dan Inggris. Menkes bahkan menyoroti kasus kematian akibat sub varian BA.2 di Hong Kong
"Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap kasus di Hong Kong dan beberapa negara lain yang melakukan pelonggaran, kasus kematian akibat COVID-19 terbanyak berada di antara kelompok lansia. Setelah kami amati itu disebabkan karena vaksinasi lansia dua dosis, vaksinasi lengkap untuk golongan lansia di Hongkong masih sangat rendah sekitar 26 persen," imbuhnya.
Akan tetapi, di penelitian terhadap pasien COVID-19 juga ditemukan bahwa tingkat kematian pada pasien Omicron lebih rendah dibanding Delta. Ini seolah menjadi bukti bahwa varian Omicron memang memiliki dampak lebih ringan meski tetap harus dipantau.
"Kita sudah melakukan penelitian terhadap pasien-pasien yang terkena COVID-19. Pada pasien yang terkena Delta, memiliki tingkat kematian empat kali lebih tinggi dariapada pasien yang terkena Omicron," bebernya.
Maka dari itu, Menkes menegaskan agar mempercepat vaksinasi untuk mencegah kasus serupa di Hong Kong. Menkes Budi mengimbau agar masyarakat mau segera mendapat vaksinasi lengkap, dan akan lebih ideal dengan menambah vaksin booster.
"Cara menanggulanginya dengan percepatan vaksin terutama untuk lansia berusia di atas 60 tahun. Mereka segmen kelompok rawan untuk masuk rumah sakit dan meninggal. Minimal menerima dua dosis (vaksin COVID-19) dan idealnya tiga dosis," pungkas Menkes Budi Gunadi.