Mirip Flu, COVID-19 Disebut akan Jadi Penyakit Musiman

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Meskipun kasus COVID-19 mengalami tren penurun secara nasional, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa virus corona kemungkinan besar akan tetap ada. Bahkan, pihak CDC klain virus ini dapat berperilaku serupa dengan influenza yang menjadi penyakit musiman.

"Saya mengantisipasi bahwa ini mungkin akan menjadi virus musiman," kata direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky. 

Itu berarti bisa bergabung dengan flu dan virus pernapasan lainnya yang cenderung menyebar selama bulan-bulan musim hujan. Tentunya, kondisi ini disertai dengan cakupan vaksinasi yang mencukupi di populasi.

Terlepas dari tren kasus positif COVID-19, pejabat CDC itu juga mengatakan semakin besar kemungkinan bahwa virus corona tidak akan pernah benar-benar hilang, alih-alih mereda pada tingkat rendah dan meningkat di musim hujan.

"Virus ini mungkin akan terus beredar di masyarakat kita, di negara kita, di seluruh dunia selama bertahun-tahun yang akan datang," ungkap direktur Pusat Kesiapsiagaan dan Respons CDC, Dr. Henry Walke.

"Enam bulan ke depan, tahun depan, akan benar-benar memberi tahu kami seperti apa hidup dengan virus ini nantinya," sambungnya dikutip dari laman NBC News.

Henry berharap bahwa lonjakan terbaru yang didorong oleh varian omicron yang sangat menular, akan menjadi lonjakan besar terakhir dari SARS-CoV-2. Sementara CDC mengatakan 90 persen orang di AS dapat melepas masker mereka saat ini, Henry mengatakan dia tidak dapat menjamin bahwa masker akan hilang selamanya. 

Itu berarti suatu hari COVID bisa kembali meluas. Apalagi, belum jelas apakah masyarakat dunia butuh dengan vaksin booster kembali di tahun mendatang. 

"Saya akan mengatakan, letakkan masker Anda di laci, mengantisipasi Anda mungkin membutuhkannya lagi meski berharap kami tidak membutuhkannya lagi," bebernya.

Untuk itu, Henry mengimbau pada masyarakat dunia agar tetap waspada di musim tertentu di mana virus lebih mudah menular. Terlebih, di musim tertentu juga, kemungkinan besar masker masih akan sangat dibutuhkan.

"Kami mungkin ingin lebih waspada selama beberapa musim. Mungkin selama musim pernapasan, jika keadaan meningkat, kami ingin memakai masker kami lagi untuk melindungi dari flu dan dari COVID dan dari semua penyakit pernapasan lainnya," tegasnya.