Pasca COVID-19 Pasien Rentan Alami Gula Darah Tinggi, Ini Gejalanya
- Pexels/Nataliya Vaitkevich
VIVA – Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Massachusetts, tingkat stres yang tinggi yang dialami selama infeksi COVID-19, dapat menjadi penyebab meningkatnya kasus diabetes pasca pulih dari COVID-19.
Studi tersebut mengatakan, kondisi yang didiagnosis setelah infeksi dapat bersifat sementara, bukan permanen. Artinya, alih-alih dapat menyebabkan diabetes secara langsung, infeksi virus corona dapat mendorong individu ke fase pra-diabetes atau dapat memicu gejala diabetes yang sudah ada sebelumnya yang tak terdiagnosis.
Dilansir Times of India, Senin 7 Maret 2022, kadar gula yang tinggi setelah infeksi dapat menjadi kondisi sementara yang disebabkan oleh stres akut. Berdasarkan evaluasi secara terperinci, para peneliti menyatakan, kadar gula darah yang tiba-tiba melonjak pada pasien COVID-19 yang sudah sembuh, akan kembali normal dalam beberapa minggu.
Kadar gula darah akan tetap tinggi dalam waktu yang singkat, sehingga kondisinya dianggap hanya bersifat sementara. Namun meski hanya bertahan dalam waktu singkat, pasien mungkin tetap memerlukan insulin atau obat gula darah.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian lain dan kasus gula darah tinggi yang dilaporkan setelah infeksi virus corona awal, para ilmuwan masih berusaha memahami jenis diabetes yang disebabkan oleh COVID-19. Baik orang dewasa maupun remaja dilaporkan didiagnosis dengan kadar gula darah yang relatif tinggi, sehingga membingungkan untuk menyimpulkan apakah itu diabetes tipe 1 atau tipe 2.
Kebingungan utamanya adalah karena tidak satu pun dari kedua jenis diabetes tersebut yang bersifat sementara. Keduanya merupakan kondisi seumur hidup dan sekali didiagnosis diabetes, pasien harus minum obat dan patuh pada tindakan pencegahan lain selamanya.
Diabetes yang disebabkan setelah infeksi virus corona bersifat sementara dan diduga merupakan diabetes tipe baru. Diperlukan lebih banyak penelitian lagi untuk mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai situasi tersebut.
Satu-satunya perbedaan antara dua jenis diabetes utama yang disebabkan setelah infeksi COVID-19 adalah, diabetes tipe terbaru hanya berlangsung dalam waktu singkat.
Gejala kondisi ini mirip dengan diabetes tipe 1 dan 2. Beberapa gejala umumnya meliputi, merasa haus, mudah lelah, kehilangan selera makan, penurunan berat badan, sering buang air kecil, gatal di sekitar alat kelamin, dan penglihatan kabur.
Jika kamu baru saja pulih dari COVID-19 dan mengalami gejala-gejala di atas, konsultasikan dengan dokter untuk meminimalisasi kemungkinan diabetes yang disebabkan oleh COVID-19.