22 Persen Masyarakat Dunia Diprediksi Alami Obesitas di 2045
- Pixabay/ cocoparisienne
VIVA – Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak, akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Jika tidak segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti jantung.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Elvieda mengungkapkan, berdasarkan data World Health Organization di tahun 2016, ada sekitar lebih dari 1,9 miliar orang usia lebih dari 18 tahun atau 39 persen memiliki berat badan berlebih dan 650 juta adalah obesitas.
13 persen populasi orang dewasa di dunia (11 persen seluruh pria dan 15 persen dari seluruh wanita) mengalami obesitas. Prevalensi obesitas di seluruh dunia naik tiga kali lipat pada tahun 2016 dibandingkan tahun 1975.
"Hasil the 2018 Congress on Obesity di Vienna Austria mengungkap bahwa 22 persen masyarakat di dunia diprediksi mengalami obesitas di tahun 2045. 1 dari 8 orang akan mengalami diabetes tipe dua, naik 9 persen dibanding tahun 2017," kata dia dalam temu media virtual, Rabu, 2 Maret 2022.
Lebih lanjut, diungkap oleh Elvieda, untuk di Indonesia sendiri, prevalensi obesitas di usia lebih dari 18 tahun meningkat sejak tahun 2010 lalu. Di tahun 2010 tercatat 11,7 persen usia lebih dari 18 tahun mengalami obesitas. Angka ini juga kembali naik di tahun 2013 lalu menjadi 15,4 persen dan di tahun 2018 tercatat sebanyak 21,8 persen.
Dijelaskan oleh Elvieda, obesitas sendiri segera ditangani, sebab obesitas merupakan faktor risiko antara terjadinya penyakit tidak menular dan merupakan faktor risiko penyebab kematian ke-5 tertinggi. Obesitas diketahui berkontribusi 7,67 persen dari total Disability-Adjusted Life Year (DALYS) di tahun 2017.
"Kontribusi terbesar obesitas sebagai faktor risiko terjadi pada penyakit jantung 4,35 persen total DALYs. Diabetes dan penyakit ginjal 2,52 persen total DALYs," ungkap dia.
Elvieda juga mengungkap bahwa obesitas sebagai faktor risiko kontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit jantung sebesar 5,87 persen dari total kematian, diabetes dan penyakit ginjal sebesar 1,84 persen dari total kematian.
"Obesitas meningkatkan risiko hampir dua kali lipat mengalami diabetes melitus serta hampir empat kali berisiko mengalami komorbid diabetes melitus-hipertensi," ungkap Elvieda.