Jangan Salah, Begini Cara Pilih Pengobatan yang Tepat untuk Kanker

Ilustrasi kanker
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Ada berbagai jenis pengobatan kanker. Mulai dari dilakukan bedah, radiasi, kemoterapi, atau bisa dengan kombinasi. Hal itu tergantung dari jenis kanker yang diderita pasien. 

Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato Onkologi Medik, dr. Harlinda Haroen, menjelaskan, tubuh terdiri dari kumpulan organ-organ yang mana organ itu disusun oleh jaringan tubuh. Dan jaringan tubuh disusun oleh kumpulan sel-sel. 

"Sementara itu untuk sel-sel tubuh yang berkembang tak terkendali atau abnormal dinamakan kanker," ujarnya dalam acara Health Talk tentang Penatalaksanaan Penyakit Kanker dengan Kemoterapi yang diadakan Siloam Hospital Manado, Jumat 18 Februari 2022. 

Dokter Harlinda menambahkan, sifat-sifat sel kanker pertumbuhannya sangat cepat dibanding sel normal dan merusak organ sekitarnya, serta dapat menyebar sampai bermutasi. 

Kanker sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu kanker hemopoietik (kanker darah) dan kanker limpopoietik, termasuk leukimia, limfoma, dan multiple mieloma. Selain itu, ada kanker padat (solid), misalnya tumor ganas pada payudara, paru-paru, dan prostat. 

Ilustrasi Kanker

Photo :
  • Times of India

Kemoterapi 

Kemoterapi adalah prosedur untuk mengobati penyakit kanker dengan cara memberantas sel-sel kanker dalam tubuh penderita menggunakan obat-obatan. 

Obat tersebut bekerja dengan cara membunuh, mencegah penyebaran atau menghentikan pertumbuhan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan pengobatan baik secara oral berupa obat-obatan yang diminum, maupun berupa injeksi seperti melalui infus. 

"Kemoterapi bekerja pada sel yang berproliferasi, yang artinya sel yang selalu tumbuh secara terus-menerus seperti misalnya pada rambut, untuk sel-sel yang tidak berproliferasi misalnya sel otot, tulang, saraf, dan otak," paparnya. 

Harlinda menjelaskan, pemberian kemoterapi ditujukan untuk menyembuhkan kanker seperti leukemia, memperpanjang hidup dan memperpanjang interval bebas kanker, serta menghentikan progresi kanker, mengecilkan volume kanker, dan sebagai terapi paliatif serta menghilangkan gejala-gejala akibat obat.

"Karena keterbatasan manfaat kemoterapi, kadang-kadang pengobatan ini dikombinasikan dengan pengobatan lain untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik," tuturnya. 

Lebih lanjut Harlinda mengatakan, ada pemberian kemoterapi Adjuvant, yaitu kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, sementara untuk kemoterapi yang diberikan sebelum operasi dinamakan kemoterapi Neo Adjuvant. Sementara kemoterapi paliatif adalah untuk mengurangi besar tumor yang menyebabkan nyeri atau sulit bernapas.

"Jadi ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu kapan kita melakukan pemilihan obat kemoterapi. Jadi harus tepat indikasinya, jenisnya, dosisnya, waktu dan caranya, serta waspada terhadap efek samping," tuutrnya.. 

Menurut Harlinda, untuk dapat memilih obat yang paling tepat bagi penderita, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu jenis kanker, apakah penderita hemosensitifitas terhadap kankernya, seberapa banyak populasi kankernya, dan presentasi sel kanker yang terbunuh seberapa besar, siklus pertumbuhan sel kankernya, serta imunitas tubuh penderita atau pasien.

Efek samping kemoterapi

Ilustrasi kemoterapi.

Photo :
  • U-Report

Harlinda memaparkan, lamanya pemberian kemoterapi bervariasi, antara 14 hari, 21 hari, atau 4 minggu. Menurutnya, efek samping yang timbul tidak berhubungan langsung dengan bekerjanya kemoterapi.

"Secara umum kemoterapi berpengaruh pada saluran cerna seperti mulut yang sariawan, lambung yang mengakibatkan mual dan muntah, usus yang menyebabkan diare atau sembelit," ungkapnya. 

"Sementara pada sumsum tulang belakang, HB pada sel darah merah bisa turun, trombosit, sel darah putih juga bisa turun. Pada rambut dapat mengalami kerontokan dan kulit menjadi kering, fungsi genitalia, pada wanita menstruasi tidak teratur sementara pada pria gairah seksual menurun," lanjut dia. 

Sebelum menjalani kemoterapi, pasien harus menjalani pemeriksaan awal, tujuannya untuk mengantisipasi efek samping. Selain itu, harus dilakukan pemeriksaan darah yang lengkap, tes fungsi ginjal, dan tes fungsi hati, pemeriksaan jantung serta foto thorax.