WHO Sebut Omicron BA.2 Akan Menyebar Secara Global
- pexels/Edward Jenner
VIVA – Virus corona varian Omicron yang berkembang saat ini dan mendominasi sebagian besar kasus COVID-19 di seluruh dunia adalah subvarian BA.1. Namun, belum selesai dengan subvarian tersebut, bahkan kasusnya masih sangat tinggi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya subvarian baru, Omicron BA.2.
Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan, subvarian BA.2 dari Omicron kemungkinan akan menyebar secara global. Tapi, masih belum jelas apakah subvarian ini akan menyebabkan infeksi ulang pada mereka yang terinfeksi strain Omicron asli atau BA.1.
Menurutnya,subvarian BA.2, yang lebih menular daripada versi BA.1 yang mendominasi saat ini, kemungkinan akan menjadi lebih umum.
"BA.2 lebih menular daripada BA.1, sehingga kami melihat BA.2 meningkat dalam deteksi di seluruh dunia," kata Van Kerkhove dalam sesi tanya jawab yang disiarkan langsung di platform media sosial WHO, dikutip dari Times of India, Minggu, 13 Februari 2022.
WHO kini tengah memantau BA.2 untuk melihat apakah subvarian tersebut menyebabkan peningkatan infeksi baru di negara-negara yang mengalami peningkatan pesat atau penurunan tajam dalam kasus Omicron.
"Sementara penelitian masih berlangsung, tidak ada indikasi perbedaan tingkat keparahan infeksi yang disebabkan oleh salah satu subvarian" ujarnya.
Para peneliti di Denmark telah menemukan bahwa BA.2 kemungkinan 1,5 kali lebih menular dibanding BA.1 dan lebih mudah menginfeksi orang yang sudah divaksinasi bahkan booster sekalipun. Namun, orang yang sudah divaksinasi lengkap, lebih kecil kemungkinannya untuk menyebarkan dibanding yang belum divaksin.
Van Kerkhove mengatakan, vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian, meski tidak mencegah semua infeksi. Dia juga meminta semua orang untuk melakukan vaksinasi segera dan tetap memakai masker di dalam ruangan.
Sementara itu, manajer insiden COVID-19 WHO, Dr. Abdi Mahamud, mengatakan, masih belum jelas apakah BA.2 dapat menginfeksi kembali orang yang sebelumnya pernah terinfeksi BA.1.
Informasi tersebut tentu akan berdampak signifkan pada seberapa besar virus dapat menyebar. Pasalnya, sebuah penelitian di Inggris menemukan, dua pertiga orang yang terinfeksi Omicron, mengaku pernah mengidap COVID-19.