Hati Ayam Tinggi Kolesterol dan Purin, Ini Cara Sehat Mengolahnya
- Pixabay/pexels
VIVA – Hati mengandung berbagai manfaat dan zat gizi, di antaranya mengandung kalori, protein, zat besi, vitamin A, kolin, magnesium dan zinc. Namun hati-hati, makanan yang seringkali diolah menjadi sambal goreng hati ini, juga ternyata mengandung purin dan kolesterol yang tinggi.
Spesialis gizi klinik, dr. Raissa Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, menjelaskan, purin jika terlalu banyak dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit asam urat.
"Asam urat sendiri merupakan peradangan pada sendi-sendi dan biasanya disebabkan entah karena diet tinggi purin atau karena genetik, juga bisa disebabkan karena obesitas," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Rabu 9 Februari 2022.
Lebih lanjut dokter Raissa menjelaskan, dari ketiga jenis hati yang paling sering dikonsumsi, yaitu
"Per 100 gram hati ayam, purinnya sebanyak 280 mg. Sedangkan hati sapi, purinnya 200 mg. Yang paling kecil hati kambing, hanya 150 mg per 100 gramnya," ungkap dia.
Lalu, bagaimana cara sehat mengolah hati ayam untuk meminimalkan kandungan kolesterol dan purinnya?
"Pertama, jangan gunakan minyak yang terlalu banyak. Kedua, untuk mengurangi baunya Anda bisa menambahkan jeruk nipis. Konsumsi hati ayam jangan terlalu banyak, per hari maksimal hanya 100 gram pada penderita kolesterol dan asam urat," ujar Raissa.
Raissa menyarankan, bagi penderita asam urat, sebaiknya konsumsi hati ayam, dibarengi dengan konsumsi air putih minimal 8 gelas per hari. Begitu pun bagi ibu hamil, yang juga harus membatasi konsumsi hati ayam.
"Untuk ibu hamil juga sebaiknya jangan mengonsumsi hati terlalu banyak. Karena hati ini mengandung vitamin A yang sangat tinggi dan sifatnya bisa toksik untuk bayi," katanya.
Namun berbeda dengan ibu hamil dan penderita asam urat, hati merupakan makanan terbaik untuk anak-anak dan bayi yang sudah mendapat MPASI. Apa alasannya?
"Karena mengandung zat besi yang cukup dan juga mengandung berbagai vitamin, protein, dan energi yang cukup. Rata-rata disarankan mengonsumsi hati ini tidak lebih dari 3 porsi per minggu dengan porsi hariannya tidak lebih dari 100 gram," kata dr. Raissa Djuanda.