Kasus COVID-19 Meledak, Pakar IDI Minta Sekolah Ditunda
- Times of India
VIVA – Angka COVID-19 melejit hingga ribuan kasus dalam sehari. Bukan tanpa sebab, varian Omicron yang ditemukan sejak akhir tahun 2021, seolah meluas dengan sangat cepat dan menular tanpa henti. Apa saran pakar?
Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban menyoroti penambahan kasus pada Rabu kemarin, 26 Januari 2022 yang mencapai angka 7 ribu pasien konfirmasi positif COVID-19. Padahal di akhir tahun 2021, penambahan kasus hanya sekitar ratusan dan kini justru melonjak tajam.
"Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10 persen," ujar Prof Zubairi dalam cuitan di akun twitternya.
Menurut Prof Zubairi, peningkatan positivity rate itu perlu diwaspadai. Sebabnya, angka tersebut melampaui standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5 persen. Untuk itu, Prof Zubairi memperingatkan agar kembali meninjau kebijakan sekolah saat ini.
"Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman. Ada pilihan pembelajaran jarak jauh. Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100 persen dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," tuturnya lagi.
Apalagi, belum seluruh anak diberikan vaksin COVID-19 secara merata sehingga patut diwaspadai penularan bisa kian meluas. Prof Zubairi juga mengingatkan kini rumah sakit sudah mulai terisi lebih dari 30 persen sehingga patut diperketat protokol kesehatan.
"Ada baiknya di daerah-daerah merah COVID-19 kembali ke sekolah virtual. Sedangkan yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM. Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30% saat ini," tuturnya.