Pandemi COVID Picu Sembelit dan Diare, Kok Bisa?

Ilustrasi sembelit
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Selama pandemi COVID-19, sebagian besar orang menjadi stres dan cemas, dan ini berdampak pada sistem pencernaan dan fungsi usus. Saat cemas, seseorang mungkin mengalami sembelit atau diare karena kecemasan akan mengubah cara otot digunakan untuk mengontrol bagaimana seseorang buang air besar. 

Seseorang juga akan merasa cemas, atau sakit maag setelah membaca berita terkait COVID-19. Dengan demikian, masalah pencernaan terkait stres meningkat selama pandemi. Stres menyebabkan mual, kembung, mulas, dan bahkan perubahan pola buang air besar. Apakah Anda sadar? 

Tidak hanya itu, lockdown juga mengundang gaya hidup sedentary yang melibatkan tidak bergerak atau berolahraga, meningkatkan konsumsi alkohol, merokok, kurang serat, makan terlalu banyak sampah, makanan pedas dan berminyak yang juga memberikan waktu yang sulit untuk usus. Kesehatan pencernaan seseorang menjadi kacau dan buang air besar menjadi tidak teratur. 

Banyak orang mencoba hidangan baru selama pandemi, yang juga tidak sehat. Bahkan bekerja dari rumah juga menyebabkan masalah perut karena orang hampir tidak mau makan dan duduk di depan laptop atau komputer. Oleh karena itu, banyak orang yang mengeluhkan Gastroesophageal reflux disease (GERD), keasaman, sendawa berlebihan, kembung, sindrom iritasi usus (IBS), kram perut. 

asam lambung

Photo :
  • U-Report

Dengan demikian, seseorang harus mengadopsi perubahan gaya hidup tertentu yang dapat meningkatkan kesehatan usus dan memperlancar pencernaan. Lantas, bagaimana cara mencegahnya? Berikut dikutip dari laman The Health Site.

- Minum banyak air yang dapat membantu Anda membuang racun dari tubuh.

- Makan makanan seimbang yang terdiri dari buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan lentil. 

- Mengonsumsi makanan yang mengandung serat akan membantu seseorang terhindar dari sembelit. 

- Jangan minum alkohol atau merokok. Besan (tepung gram) dan maida (tepung putih) lebih baik dihindari untuk kesehatan usus Anda.

- Hindari makan pizza, pasta, makanan siap saji, kue, kue kering, permen, makanan penutup , atau soda.

- Olahraga setiap hari untuk menjaga berat badan optimal dan tetap bebas stres. 

- Yoga dan meditasi dapat membantu Anda rileks dan tenang. 

- Tidur yang cukup, dan ikuti waktu makan yang tepat. Makan dalam jumlah terbatas dan jangan langsung tidur setelah makan berat.

Ilustrasi olahraga

Photo :
  • U-Report

Manajemen kesehatan

Sejalan dengan itu, Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) menegaskan komitmennya untuk meningkatkan penawaran solusi kesehatan digital yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis, sebagai tanggapan atas tuntutan industri yang berkembang akan solusi manajemen kesehatan jangka panjang selama pandemi COVID-19 dan memasuki new normal.

Menurut data dari Survei Krisis Global PWC 2021, 80% pemimpin perusahaan di seluruh dunia mengatakan organisasi mereka menyadari pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan mereka selama pandemi.

"Guna memaksimalkan pendekatan digital-first untuk mengelola layanan kesehatan, Good Doctor menghadirkan ribuan spesialis medis di platform kami dengan lebih dari 26 departemen spesialisasi klinis yang berbeda dan ribuan dokter umum untuk mendukung mitra kami dalam menjaga kesehatan pengguna," ujar Managing Director Good Doctor, Danu Wicaksana.

Pertama, Good Doctor menghadirkan layanan dokter prioritas di mana pengguna mendapat akses kepada dokter pilihan mereka dan tidak akan diubah ke dokter lain saat pasien ingin kembali berkonsultasi.

Selain itu, Good Doctor juga menyediakan layanan lainnya seperti Corporate Wellness dimana pelanggan dapat menggunakan layanan manajemen berat badan, kesehatan mental dan lainnya, layanan pembelian dan pengantaran obat, edukasi dalam format webinar sesuai kebutuhan korporat, penawaran spesial khusus untuk anggota B2B, serta layanan tambahan seperti pemeriksaan dan vaksinasi COVID-19.

"Dengan mengambil pendekatan berbasis data untuk proses pengumpulan wawasan, kami berharap dapat mengembangkan lebih banyak solusi kesehatan yang memenuhi kebutuhan pengguna secara spesifik," tutur CEO Regional Good Doctor Technology, Melvin Vu.