Kemenkes: Omicron Bergejala Ringan, Akan Isolasi Mandiri di Rumah

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Kasus COVID-19 pada varian Omicron meningkat hingga 748 pasien positif pada 15 Januari 2022. Sebagian besar berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, meski kini sudah mulai meluas secara lokal di Tanah Air.

Terlebih, kasus dugaan omicron juga kian bertambah pesat dengan 24 kasus. Sehingga total kasus dugaan omicron sudah nyari dua ribu kasus di Tanah Air sejak pertama kali ditemukan di akhir tahun lalu.

"Kalau kita lihat kasus probable Omicron saat ini sudah kurang lebih 1.800," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi dalam acara virtual bertajuk 'Indonesian Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries', Minggu 17 Januari 2022.

Kasusnya sendiri didominasi dari tiga negara yang menyumbang varian Omicron ke Tanah Air yakni Arab, Malaysia, dan Amerika Serikat. Dokter Nadia menyampaikan bahwa mudahnya penularan Omicron lantaran masyarakat mulai lengah dan gejalanya cenderung ringan.

"Kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, karena Omicron cenderung tidak bergejala," kata dia.

Memakai masker

Photo :
  • Times of India

Untuk itu, penguatan whole genome sequencing (WGS) juga terus dilakukan, serta pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi harus diperkuat sebagai bagian dari upaya untuk melakukan tracing dan melokalisasi secara cepat jika ada kasus Omicron.

Sebab, meskipun gejala yang muncul dari varian ini tergolong ringan, namun tetap diwaspadai karena Omicron memiliki sifat penularan yang sangat cepat. 

Fenomena ini, lanjut Nadia, menunjukkan bahwa semua pihak harus tetap waspada akan ancaman COVID-19 lainnya di masa depan. Kendati demikian, Nadia menyampaikan bahwa ke depannya kasus Omicron yang melonjak akan dilakukan perawatan di rumah masing-masing pasien.

"Ke depan kalau jumlah kasus Omicron terus bertambah kemungkinan isolasi akan secara isolasi mandiri, tetapi akan dilakukan pengawasan yang kuat puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan setempat serta dukungan dari pelayanan telemedicine,” tuturnya.