Rasakan 2 Gejala Ini di Kaki, Waspada Kanker Prostat
- Pexels/EVG photos
VIVA – Seperti jenis kanker lainnya, kanker prostat membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terlihat. Dan penyakit ini hanya dapat dideteksi setelah menyebar di dalam tubuh.
Menurut Macmillan Cancer Support, jika terdapat kanker di tulang belakang, penyakit tersebut akan menekan sumsum tulang belakang. Kondisi ini disebut sebagai kompresi sumsum tulang belakang.
Biasanya kondisi ini akan memengaruhi kaki dan dapat menyebabkan mati rasa atau kesemutan.
"Jika Anda melihat gejala-gejala ini, Anda harus segera menghubungi dokter, bahkan di akhir pekan atau selama masa liburan. Jika Anda tidak dapat menghubungi dokter umum atau spesialis kanker, Anda harus pergi ke unit gawat darurat terdekat," kata badan kesehatan itu, dikutip VIVA dari laman Express, Sabtu 15 Januari 2022.
Beberapa gejala umum dari kanker prostat meliputi, keinginan buang air kecil lebih sering terutama di malam hari, sulit buang air kecil, mengejan atau butuh waktu lama saat buang air kecil, aliran urine lemah, merasa kandung kemih belum kosong sepenuhnya dan keluar darah dalam urine atau dalam air mani.
Namun, National Health Service (NHS) mengatakan, gejala-gejala tersebut tidak selalu berarti seseorang telah menderita kanker prostat.
"Banyak pria mengalami pembesaran prostat seiring bertambahnya usia karena kondisi non kanker yang disebut pembesaran prostat jinak," kata NHS.
Meski demikian, jika seseorang memiliki gejala yang mungkin disebabkan oleh kanker prostat, orang yang bersangkutan harus memeriksakannya ke dokter.
Sementara menurut Cancer Research UK, kanker prostat lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria berusia 75-79 tahun.
Selain itu, kanker prostat lebih sering menyerang pria kulit hitam dibanding pria kulit putih. Kanker prostat juga jarang terjadi pada pria Asia.
"Risiko Anda terkena kanker prostat lebih tinggi jika Anda memiliki kerabat dekat, sepertinya saudara laki-laki atau ayah, yang pernah menderita kanker prostat. Beberapa gen yang diturunkan dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Gen yang diwariskan ini jarang terjadi dan hanya menyebabkan sejumlah kecil kanker prostat," kata badan kesehatan itu.