Begadang Bisa Lecut Gairah Bercinta, Ini Kata Pakar

Ilustrasi bercinta
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Begadang kerap dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai faktor. Meski begadang dianggap sebagai biang kerok sejumlah penyakit, rupanya aktivitas begadang justru melecut gairah bercinta.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI, menyampaikan bahwa begadang bisa berdampak negatif bagi tubuh namun rupanya memiliki sisi positif dengan lecut gairah bercinta. Hal itu berkaitan dengan tingginya kadar kecemasan yang dirasakan ketika begadang.

"Ternyata kurang tidur meningkatkan gairah seks. Ini sudah diteliti pada hewan dan manusia. Hal itu dihubungkan dengan kurang tidur ada tingkat rasa kecemasan justru meningkatkan gairah seks," ujarnya dalam acara Hidup Sehat, TvOne, Rabu 4 Januari 2022.

Kendati demikian, terlalu sering begadang juga tak dianjurkan lantaran dapat memicu kegemukan. Itu bisa disebabkan lantaran ketidakseimbangan hormon sehingga mencetuskan nafsu makan yang berdampak pada menambahnya berat badan.

"Begadang akan sebabkan orang lebih hemuk. Buman begadangnya tapi orang yang singkat durasi tidur maka makin tinggi risiko obesitas. Teorinya dengan kurang tidur kadar hormon berubah. Ada leptin dan kortisol dan berpengaruh pada nafsu makan yang efeknya pada peningkatan berat badan," jelasnya.

Selain itu, risiko obesitas juga meningkat akibat dikaitkan dengan aktivitas camilan tinggi kalori saat malam hari. Bahkan, begadang pun erat kaitannya dengan tekanan darah yang melonjak tajam sehingga dalam jangka panjang mengakibatkan hipertensi.

"Sudah banyak penelitian kalau kurang tidur dari 5 jam sehari, dalam jangka panjang berisiko hipertensi. Kurang tidur besoknya sistem saraf simpatis meningkat dan akan tingkatkan tensi. Dalam jangka panjang bisa berisiko pada hipertensi," tuturnya..

Dampak jangka panjangnya akibat begadang, bisa menyerang otak dan jantung. Dokter Suzy menuturkan bahwa kurang tidur bisa membuat seseorang mudah lupa lantaran fungsi otak terganggu dan berisiko pada serangan jantung.

"Kurang tidur tingkatkan risiko obesitas dan hipertensi. Keduanya faktor risiko untuk penyakit jantung. Sudah dibuktikan juga dari penelitian. Kurang dari lima jam tidur maka dua kali risiko untuk terjadi serangan jantung," pungkasnya.