Studi: 4 dari 10 Pasien COVID-19 Tidak Bergejala
- pexels/Edward Jenner
VIVA – Banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 melaporkan gejala-gejala yang tidak sama, meski ada beberapa gejala umum yang ditunjukkan. Namun, ada juga yang tidak mengalami gejala apapun sementara sebagian pasien mengalami gejala lebih parah hingga harus mendapat perawatan intensif.
Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar 40 persen pasien COVID-19 tidak mengalami gejala apapun, membuat mereka lebih berpeluang besar menyebarkan penyakit itu.
Dikutip dari laman Times of India, studi yang dilakukan oleh sejumlah peneliti di Peking University China itu mengevaluasi persentase infeksi tak asimptomatik di antara orang-orang yang menjalani tes dan mereka sudah terkonfirmasi COVID-19.
Mereka melakukan tinjauan sistematik dan meta analisis dari 95 studi unik dengan 29.776.306 orang yang menjalani tes.
Temuan mereka, yang dipublikasikan di JAMA Network Open menunjukkan bahwa infeksi asimptomatik atau tak bergejala ada 0,25 persen di antara populasi yang dites COVID-19 dan 40,50 persen di antara populasi yang terkonfirmasi COVID-19.
"Persentase infeksi asimptomatik yang tinggi dari studi ini menggarisbawahi potensi risiko penyebaran dari infeksi tak bergejala di masyarakat," ujar Qiuyue Ma, Departemen Epidemiologi dan Biostatistik dari universitas tersebut.
Studi itu menemukan bahwa persentase infeksi asimptomatik di antara populasi terkonfirmasi adalah 54,11 persen pada wanita hamil dan 52,91 persen pada pelancong uadar atau kapal pesiar. Persentasenya adalah 47,53 persen di kalangan perawat rumah atau staf.
Di tengah penyebaran COVID-19 yang masih tinggi, ditambah dengan kemunculan varian Omicron, pencegahan masih sangat penting dilakukan.
Israel menemukan terobosan baru dalam bentuk 'nose sanitizer, spray hidung atau alat semprot hidung dengan teknologi terbaru.
Spray ini berfungsi membersihkan hidung dari lendir, kotoran, maupun debut. Serta, memperbaiki kerja sistem mukosiliar pada hidung dan meningkatkan pertahanan hidung.
Enovid merupakan alat kesehatan yang diproduksi perusahaan SaNOtize (Kanada). Dalam penelitian, alat kesehatan itu telah terbukti membunuh virus COVID-19 dalam waktu 2 menit pada kondisi lab. Saat diuji pada pasien COVID-19, dikonfirmasi 'viral load' berkurang di dalam tubuh sebesar 95 persen dalam 24 jam dan 99 persen dalam 72 jam.
"Solusi kami dapat membunuh virus COVID-19 dalam dua menit," kata Dr. Gilly Regev, PhD, CEO dan pendiri SaNOtize.
Dia menjelaskan bahwa selama tes laboratorium, semprotan hidung menghentikan virus corona di jalurnya dalam jangka waktu tersebut.
Spray ini terbukti efektif mengurangi jumlah virus COVID-19 varian lainnya dan uji klinis sedang berjalan untuk membuktikan tingkat efikasi untuk varian-varian baru.