Menakar Pengaruh Aplikasi PeduliLindungi di Era Pemulihan Pandemi

Aplikasi PeduliLindungi.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Tahun 2021 ini merupakan tahun yang cukup berat bagi Indonesia, di mana pemerintah Indonesia harus menangani pandemi COVID-19. Namun secara bersamaan kondisi pemulihan tersebut juga harus tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.

Penyelesaian pandemi COVID-19 merupakan kunci dalam pemulihan ekonomi nasional. Dalam Laporan Grant Thornton International Business Report (IBR), tahun ini juga terlihat pandangan pelaku bisnis Indonesia terhadap aplikasi PeduliLindungi.

Hasil survei menyebutkan 37% dari pelaku bisnis Indonesia berpendapat, bahwa aplikasi PeduliLindungi memberikan dampak besar terhadap perkembangan bisnis mereka.

Pelaku bisnis berpendapat bahwa aplikasi PeduliLindungi cukup efisien dalam memberikan informasi, navigasi lokasi dan status pekerja terkait COVID-19 sehingga memberikan kontribusi terhadap produktivitas perusahaan.

Namun dalam segi penggunaan, pembatasan jumlah konsumen sedikit banyak berdampak pada jumlah pengunjung tempat usaha.

Uji coba penerapan scan barcode aplikasi PeduliLindungi.

Photo :

Selain itu dari segi keamanan data, ada kekhawatiran pelaku bisnis Indonesia terhadap keamanan baik data perusahaan maupun data karyawan, yang bisa diakses secara ilegal dan disebar.

“Meski belum pulih sepenuhnya, namun optimisme meningkatnya pertumbuhan ekonomi 2022 dapat kita lihat dari daya beli masyarakat dan geliat perekonomian yang semakin membaik sejak kuartal III lalu," ungkap CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani.

“Keseimbangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat amat diperlukan. Dalam waktu dekat kita perlu waspada akan adanya varian baru dan juga risiko lonjakan kasus saat libur Natal dan Tahun Baru yang dapat berpengaruh negatif pada situasi pemulihan ekonomi," jelasnya.

KAI mengintegrasikan sistem boarding ticketing dengan aplikasi Peduli Lindungi

Photo :
  • Humas KAI

Di tahun depan, pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan fiskal untuk meningkatkan daya beli masyarakat seperti insentif ekonomi bagi dunia usaha.

"Selain itu, tentunya tetap diperlukan pula sinergi yang tinggi antara pemerintah dan masyarakat dalam hal pengendalian pandemi yang berdampak pada pemulihan ekonomi,” tutup Johanna.

Laporan IBR juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan untuk ekspektasi pelaku bisnis terkait sektor ekspor (72%) dan laba (profitability) bisnis mereka akan meningkat pada tahun 2022.

Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-3 dan ke-2 secara global.