Dikonsumsi Jutaan Orang, Minuman Ini Gandakan Risiko Kanker Usus

Ilustrasi kanker usus besar.
Sumber :
  • http://beritatrendz.blogspot.com

VIVA – Sel-sel kanker sulit ditangani karena membelah diri dan berkembang biak di dalam tubuh dengan kecepatan tinggi. Sel-sel kanker juga menyebar ke area tubuh lain sebelum terdeteksi. Itulah alasannya, tingkat kelangsungan hidup penderita kanker lebih rendah dibanding penyakit kronis lain.

Namun, hasil penelitian menunjukkan, keputusan yang kamu buat, sebagian dapat menentukan risiko terkena kanker. Terutama gaya hidup yang berkaitan dengan konsumsi makanan atau minuman tertentu. 

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Gut, telah mengaitkan minuman manis dengan peningkatan risiko kanker usus. Dikatakan, minum dua atau lebih minuman manis setiap hari di usia dewasa, dikaitkan dengan dua kali lipat risiko kanker usus sebelum usia 50, setidaknya pada wanita.

Ilustrasi minuman manis.

Photo :
  • U-Report
 

Dan setiap porsi harian dikaitkan dengan risiko 16 persen lebih tinggi dan meningkat menjadi 32 persen per porsi harian selama masa remaja. Demikian berdasarkan hasil temuan tersebut, dikutip dari laman Express, Kamis 23 Desember 2021. 

Menurut British Medical Journal (BMJ), minuman berpemanis gula, seperti minuman ringan, minuman dengan rasa buah, minuman olahraga dan berenergi, merupakan sumber utama (39 persen), gula tambahan dalam makanan AS, dan 12 persen dari penduduk yang minum lebih dari 3 porsi (masing-masing 237 ml) setiap hari. 

Untuk menyelidiki hubungan antara minuman manis dan risiko kanker usus, para peneliti mengambil sampel dari 95.464 peserta dalam Nurses' Health Study II, sebuah studi pemantauan berkelanjutan dari 116.429 perawat wanita AS berusia antara 25 dan 42 tahun saat pendaftaran pada tahun 1989.

Ilustrasi seorang wanita sedang meditasi

Photo :
  • U-Report

Para wanita tersebut melaporkan apa yang mereka makan dan minum, menggunakan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi setiap 4 tahun, mulai dari tahun 1991. Dan 41.272 dari mereka melaporkan tentang apa dan berapa banyak, yang mereka minum selama masa remaja (13-18) pada tahun 1998. 

Informasi yang diberikan para peserta termasuk, faktor-faktor yang berpotensi dapat berpengaruh, termasuk riwayat keluarga yang menderita kanker usus, gaya hidup, penggunaan aspirin secara teratur, obat antiinflamasi nonsteroid dan suplemen vitamin. 

Pada 1989, peserta juga diminta untuk mengingat status kesehatannya, berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan gaya hidup mereka di masa remaja. 

Pemantauan sejak lama

Ilustrasi wanita sakit.

Photo :
  • U-Report

Selama 24 tahun pemantauan, 109 wanita mengembangkan kanker usus sebelum usia 50 tahun. Untuk itu, asupan minuman manis yang lebih tinggi di masa dewasa dikaitkan dengan risiko penyakit yang lebih tinggi, setelah memperhitungkan faktor risiko yang berpotensi berpengaruh.

Dibandingkan dengan peserta yang minum kurang dari 1 porsi seminggu, wanita yang minum dua atau lebih setiap hari, dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita kanker usus, dengan setiap porsi harian dikaitkan dengan risiko 16 persen lebih tinggi. 

Di antara 41.272 yang melaporkan pola konsumsi saat mereka remaja, setiap porsi harian dikaitkan dengan risiko 32 persen lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit sebelum usia 50 tahun.

Mengganti minuman yang dimaniskan dengan gula dengan minuman dengan pemanis buatan, kopi, atau susu semi-skim atau susu murni dikaitkan dengan risiko 17 hingga 36 persen lebih rendah dari diagnosis kanker usus sebelum usia 50 tahun. 

"Penting untuk dicatat bahwa ini merupakan studi observasi. Dengan demikian, tidak dapat menentukan penyebab, hanya korelasi. Dan mengingat sebagian besar peserta adalah wanita kulit putih, temuan ini mungkin tidak berlaku untuk pria atau kelompok ras/etnis lainya," kata para peneliti. 

Namun demikian, para peneliti membuktikan bahwa ada beberapa penjelasan yang masuk akal secara biologis dari temuan mereka, yaitu minuman manis dapat menekan rasa kenyang dan terkait dengan penambahan berat badan. 

Minuman ini juga mendorong peningkatan pesat dalam glukosa darah dan sekresi insulin, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi insulin, peradangan, obesitas, dan diabetes tipe 2. 

"Bukti yang muncul juga menunjukkan bahwa fruktosa dapat merusak fungsi penghalang usus dan meningkatkan permeabilitas usus, yang dapat mendorong perkembangan kanker," ungkap para peneliti.

"Konsumsi (minuman manis) dapat berkontribusi pada meningkatnya insiden (kanker usus dini)," tambah mereka. 

Para peneliti menyimpulkan, mengurangi asupan atau mengganti dengan minuman sehat lainnya di kalangan remaja dan dewasa, dapat menjadi strategi untuk mengurangi beban kanker usus yang berkembang sebelum usia 50 tahun.