Terinfeksi COVID-19 Varian Delta atau Omicron? Begini Cara Bedakannya
- Times of India
VIVA – Saat ini, masih banyak yang belum diketahui mengenai efek Omicron pada tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengatakan, belum ada informasi yang menunjukkan gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.
Namun, dokter Afrika Selatan yang pertama kali melihat munculnya varian baru Omicron, dr. Angelique Coetzee, mengatakan, pasien terdeteksi Omicron yang dia temui, memiliki gejala yang sangat ringan, meski berbeda dengan yang biasa dilaporkan. Misalnya, kelelahan dan detak jantung yang cepat, kini lebih sering dilaporkan.
Dokter yang juga praktisi swasta sekaligus Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan itu mengatakan, pasiennya yang terinfeksi Omricon tidak ada yang mengalami gejala parah, tetapi mereka merasakan nyeri tubuh, tenggorokan gatal dan sakit kepala.
Menariknya, dr. Coetzee mengatakan, tidak ada pasien Omicron yang melaporkan kehilangan rasa atau penciuman (anosmia), seperti gejala yang biasa dialami oleh pasien COVID-19 varian lainnya, termasuk Delta.
"Tidak ada penurunan besar dalam kadar oksigen yang terlihat dengan varian baru (Omicron)," ujarnya dilansir VIVA dari laman Express, Jumat 3 Desember 2021.
Coetzee menceritakan, seorang pasien datang ke kliniknya pada tanggal 18 November 2021, dengan keluhan 'sangat lelah' selama 2 hari, disertai nyeri tubuh dan sakit kepala.
"Gejala pada tahap itu sangat terkait dengan infeksi virus normal. Dan karena kami belum melihat COVID-19 selama 8-10 minggu terakhir, kami memutuskan untuk mengetesnya. Pasien itu dan keluarganya ternyata positif," kata dia.
Pada hari yang sama, banyak pasien yang datang dengan gejala yang sama, yaitu ketika dia menyadari ada sesuatu yang lain terjadi. Sejak itu, Coetzee menangani dua hingga tiga pasien setiap hari.
"Kami telah melihat banyak pasien Delta selama gelombang ketiga. Dan yang sekarang tidak sesuai dengan gambaran klinis (Delta)," tuturnya.
Dokter Coetzee, kemudian melaporkannya pada institut Nasional Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan.
"Sebagian besar dari mereka merasakan gejala yang sangat-sangat ringan. Dan sejauh ini tidak ada yang menerima pasien untuk operasi. Kami merawat pasien ini secara konservatif di rumah," ucapnya.
Berdasarkan pengalaman dr. Coetzee sejauh ini, varian Omicron telah memengaruhi orang-orang yang berusia 40 tahun atau yang lebih muda. Hampir setengah dari pasien dengan gejala Omricon yang dia rawat, belum divaksinasi.
"Lebih banyak waktu diperlukan, sebelum kita memahami keseriusan varian ini (Omicron) untuk orang yang rentan," tutur dr. Angelique Coetzee.