Efikasi Vaksin COVID-19 Pfizer 100 Persen untuk Usia 12-15 Tahun
- Pixabay/kfuhlert
VIVA – Senin 22 November 2021, produsen vaksin COVID-19, Pfizer dan BioNTech mengumumkan bahwa vaksin milik mereka memiliki efikasi 100 persen pada remaja usia 12 hingga 15 tahun hingga empat bulan setelah pemberian vaksin dosis kedua. Hal ini didasarkan pada uji coba fase ketiga mereka.
Dari data uji coba fase 3 yang dilakukan pada 2.228 peserta remaja, di antaranya, terdapat 30 kasus COVID-19 bergejala. Semuanya berada dalam kelompok plasebo. Sedangkan dari kelompok penerima vaksin tidak ditemukan kasus COVID-19 bergejala.
“Ini adalah data jangka panjang pertama dan satu-satunya yang diungkapkan yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran vaksin COVID19 pada individu berusia 12 hingga 15 tahun. Semakin banyak data yang kami kumpulkan dari uji klinis dan pengawasan dunia nyata hingga saat ini memperkuat dasar bukti yang mendukung kemanjuran yang kuat dan profil keamanan yang menguntungkan dari vaksin COVID-19 kami di seluruh populasi remaja dan dewasa,” kata CEO dan salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Statnews.
Analisis jangka panjang dari data uji coba Fase 3 menunjukkan tidak ada masalah keamanan yang serius selama periode tindak lanjut setidaknya enam bulan setelah pemberian dosis kedua vaksin.
Di sisi lain, ketua dan CEO Pfizer, Albert Bourla mengungkapkan dari data tambahan “memberikan kepercayaan lebih lanjut dalam profil keamanan dan efektivitas vaksin mereka pada remaja. Hal ini sangat penting, sebab kata dia, pihaknya melihat tingkat COVID-19 meningkat pada kelompok usia ini di beberapa wilayah, sementara penyerapan vaksin melambat.
Untuk diketahui, Pfizer dan BioNTech akan meminta izin untuk dosis vaksin 30 mikrogram untuk mereka yang berusia 12 tahun ke atas.
Vaksin tersebut disahkan untuk penggunaan darurat pada orang berusia 12 hingga 15 tahun oleh Food and Drug Administration AS pada Mei, dan memberikan persetujuan penuh untuk digunakan pada orang berusia 16 tahun ke atas pada Agustus.
Perusahaan mengatakan mereka juga akan menggunakan data untuk mengejar persetujuan peraturan di negara lain di mana vaksin telah diberikan penggunaan darurat.