Kenali Operasi Jantung Ulang, Berbahaya Tapi Perpanjang Harapan Hidup
- Istimewa
VIVA – Untuk memperbaiki berbagai masalah pada organ jantung, ada beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan. Tidak hanya mengatasi masalah jantung agar dapat berfungsi dengan baik, operasi jantung juga dapat memperpanjang harapan hidup penderitanya.
Spesialis Bedah Jantung, Thoraks dan Vaskular, dr. Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV (K), menjelaskan, ada empat jenis operasi jantung yang biasa dilakukan, yaitu operasi jantung koroner (bypass), operasi penggantian katup jantung, operasi aorta dan operasi jantung lainnya (tumor pada jantung, kelainan bawaan, dan lain-lain).
Nah, orang-orang yang sudah pernah melakukan operasi jantung di atas, berisiko untuk melakukan operasi ulang, atau yang disebut operasi jantung ulang. Apa itu?
"Operasi jantung ulang itu operasi jantung yang diulang. Misalnya katupnya diganti, mungkin dia makan obatnya gak bagus, atau yang lain, sehingga katupnya rusak jadi perlu kita ganti lagi dengan yang baru," ujarnya saat media gathering yang digelar Heartology Cardiovascular Center secara virtual, Senin 15 November 2021.
"Atau misalnya kita ganti katup, kemudian dia kena serangan jantung sehingga memerlukan operasi bypass. Ini juga masuk kriteria operasi jantung ulang," lanjut dia.
Dokter Dicky menambahkan, operasi jantung ulang tergolong ke dalam bedah jantung kompleks, karena melibatkan seluruh kriteria dari operasi jantung. Terlebih, risiko operasinya juga tinggi, seperti pendarahan hingga kematian.
"Di Indonesia sampai saat ini tiap tahun ada 3000-4000 operasi jantung. Tapi jarang sekali RS yang mau melakukan operasi jantung ulang. Mengapa banyak sekali center yang menolak pasien seperti ini? Tentunya risiko operasi, pendarahan dan kematian," ungkap dia.
Dicky lebih lanjut menjelaskan, pasien yang akan menjalani operasi jantung ulang, pada umumnya mengalami tiga kelainan. Namun, yang perlu diwaspadai adalah operasi pada pasien yang berisiko tinggi.
"Yaitu pasien yang sudah mengalami pengobatan yang lama, udah dilakukan tindakan ini itu tapi gak bagus-bagus. Akhirnya pasien itu datang ke kita dalam kondisi jantung yang sudah jelek. Pompanya udah gak bagus. Itu kita perlu lakukan operasi emergency. Dan itu semuanya erat kaitannya dengan usia. Semakin tua pasiennya, risiko operasi makin tinggi," kata dia.
Dicky menyarankan, operasi jantung ulang sebaiknya sedapat mungkin dihindari, karena tingkat kesulitan yang tinggi dan risiko komplikasi pasca operasi. Namun sayangnya, kadangkala operasi ulang ini sulit dihindari karena berisiko mengancam nyawa.
"Operasi jantung ulang atau rekonstruksi merupakan jenis operasi berisiko tinggi, sehingga diperlukan perpaduan keahlian tim dokter multidisplin pada tahap sebelum, saat hingga pasca operasi dan dilakukan di rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap. Tim dokter jantung sendiri harus terdiri dari berbagai sub spesialisasi jantung untuk memastikan hasil klinis yang terbaik untuk pasien," terang dia.
"Walaupun risikonya tinggi, operasi ini bermanfaat bagi pasien, karena dapat memperpanjang usia harapan hidup, lebih energik, tidak mudah lelah dan nyeri dada minimum," tutup dr. Dicky Aligheri Wartono.