Orangtua Penderita Diabetes, Mungkin Diturunkan ke Anak?
- Pixabay
VIVA – Diabetes adalah kondisi gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Salah satu penyebab diabetes melitus yang tidak bisa dielakkan yaitu faktor genetik. Itu sebabnya, diabetes sering disebut penyakit keturunan.
Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus tipe 2 memiliki hubungan yang sangat kuat dengan riwayat dan keturunan keluarga. Pasien diabetes tipe 1 pun memiliki risiko serupa, tapi cenderung lebih kecil.
Lantas apakah diabetes melitus tipe dua bisa diputus mata rantainya? Terkait hal itu, Spesialis anak, Dr. Muhammad Faizi, Sp.A (K) menjelaskan, jika salah satu dari orang tua anak mengidap diabetes melitus, 30 persen akan berisiko diturunkan ke anak. Jika kedua orang tua sama-sama memiliki diabetes maka 60 hingga 80 persen akan diturunkan ke anak.
"Kedua orang tua 60-80 persen terjadi di atas 40 tapi bisa dipercepat, kalau anak makan sembarangan, obesitas, dan gaya hidup sedentari akan lebih cepat, terjadi di atas 25 tahun bisa bahkan remaja juga bisa terkena," kata dia dalam acara virtual conference IDAI dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia, Sabtu 13 November 2021.
Lebih lanjut, Faizi menjelaskan bahwa semua penyakit ada genetiknya. Namun penyakit itu akan muncul jika ada interaksi antara epigenetik dan lingkungannya.
Maka dari itu, Faizi menekankan pentingnya deteksi dini. Masyarakat Indonesia bisa mencontoh Jepang. Dimana anak remaja kelas 6 SD di Jepang sudah mulai melakukan screening diabetes melalui air seni mereka.
"Apalagi ada gemuk, bercak kulit hitam di tengkuk, di ketiak, di lipatan itu salah satu tanda resistensi insulin. Kalau sudah ada tanda itu, penting untuk mengecek kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan," kata dia.
Pemeriksaan sejak dini juga dibenarkan oleh Executive Director International Pediatric Association (IPA), Prof. DR.Dr, Amran Pulungan, SpA (K), FAAP, FRCPI (Hon.). Screening di Jepang, salah satu caranya adalah dengan membuat seluruh sekolah di Tokyo melakukan tes urin pada siswanya di setiap tahun ajaran baru.
"Urin dites reduksi positif, akan dites gula darah. kenapa kita ga bisa periksa air kencing. Kalau bisa mendorong program ke pemerintah 10-12 peren anak dm tipe 2 kita bisa mencegah mereka hampir pasti kalau bisa tidak terjadi diabetest militus," kata Aman.
Aman juga menyoroti, banyak anak yang mengidap diabetes tipe 2. Dari penelitian anak Sekolah Dasar di Menteng Jakarta, 20 persennya diketahui mengalami resisten insulin, yang mana resistensi insulin disebut-sebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Anda mengalami diabetes tipe 2. Kondisi ini membuat tubuh Anda tidak merespons insulin sehingga membuat tubuh sulit memecah glukosa.