Waspadai Varian COVID-19 Delta Plus, Dr. Tirta: Karantina Diperpanjang

Dokter Tirta.
Sumber :
  • Antara/Ayu Khania Pranisitha.

VIVA – Ancaman COVID-19 gelombang ketiga seolah sudah di depan mata dengan munculnya varian delta plus AY.4.2 di Eropa dan Malaysia. Indonesia sendiri tengah mewaspadai varian tersebut yang dinilai lebih menular.

Dijelaskan dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi bahwa varian delta plus tersebut sudah kian meluas di negara Eropa. Bahkan, negara tetangga pun sudah mulai menemukan 'adik' dari varian Delta yang sudah mendominasi.

"Sesuai arahan pak Luhut beliau berkata 2-3 hari lalu, pergerakan dari luar negeri ke dalam negeri, yaitu telah ditemukan mutasi Delta Plus AY.4.2 di Eropa dan sudah menyebar ke 42 negara dan kemarin di Malaysia," tutur dokter Tirta dalam acara KCPEN bertajuk 'Tahan Diri untuk Libur Akhir Tahun', Jumat 12 November 2021.

Menurut dokter Tirta, masyarakat Indonesia tak perlu panik namun sebaiknya waspada akan varian baru ini. Salah satu caranya dengan memperketat pintu-pintu masuk perbatasan serta memperpanjang masa karantina.

"Kita harusnya memperpanjang karantina menjadi 5 sampai 7 hari, itu sih sebenarnya ide dari pak LBP yang realistis sekali. Kita fokus jaga mutasi dari luar negeri. Lalu dalam negeri fokus batasi mobilisasi," imbuhnya.

Dokter Tirta berharap agar masyarakat juga saling mengingatkan dalam menjaga protokol kesehatan. Saat melihat seseorang melepas masker, sebaiknya segera ditegur dan bukan diviralkan. Dengan begitu, ancaman gelombang ketiga bisa diatasi atau bahkan dihindari sejak kini.

"Kayak di bulan Mei sampai Juli, kita kan itu nyaris benar-benar hancur untung kita masih bisa selamat, alhamdulillah, itu karena kita kehabisan oksigen dan konsentrator jadi mungkin di akhir tahun sampai April 2022 mgkn kita bisa bersiap konsentrator dan oksigen," bebernya.

Di kesempatan yang sama, Kepala bidang pengembangan profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane setuju bahwa varian delta plus ini sudah cukup meluas. Pemerintah pun seharusnya melakukan dua hal paling mendasar sebagai langkah pencegahannya.

"AY.4.2 ini bagian dari Delta, nggak perlu jadi concern karena deltanya sudah masuk sebagai varian of concern (VOC). Yang penting lakukan sesuai tekhnik kontrol awal yaitu pengendalian dan pencegahan," kata Masdalina.

Untuk pencegahan terdiri dari dua yaitu primer dan sekunder. Pada primer dilakukan dengan 3M dan sekunder melalui vaksinasi. Sementara pada 3T sendiri tentu menjadi cara pengendalian yang dilakukan pemerintah.

"Kenaikan kasus untuk prediksi di Desember tentu beda dengan tahun lalu. Sekarang udah ada vaksin, testing lebih memadai. Sinyal dari indikator-indikator yang ada terus dipantau," jelasnya.