SBY Sakit Kanker Prostat, Pria Wajib Tahu Pencegahannya
- Freepik
VIVA – Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan kurang sehat. Dijelaskan Staf Pribadi Presiden RI Ke-6 Ossy Dermawan bahwa SBY didiagnosis mengidap kanker prostat.
"Adalah benar Bapak SBY dalam waktu dekat akan melakukan medical check-up dan treatment di luar negeri. Sesuai dengan diagnosa dari Tim Dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat (prostate cancer)," kata Ossy dalam keterangannya Selasa, 2 November 2021.
Kanker prostat sendiri merupakan jenis kanker yang paling banyak diidap oleh pria di seluruh dunia. Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D., menjelaskan bahwa ada beberapa cara untuk mencegahnya sejak dini. Apa saja? Berikut rangkumannya
Pola makan sehat
Kanker bisa disebabkan oleh banyak faktor yang bersifat karsinogen. Biasanya ada di dalam beberapa jenis makanan hingga alkohol dan rokok sehingga gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik serta kurangnya seseorang dalam berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria.
"Prinsipnya pola makan sehat. 4 sehat 5 sempurna sudah bagus. Komposisi saat ini dianjurkan tambah buah dan sayur. Lemak daru dagingnya dikurangi," terang dokter Agus.
Tak hanya itu, bagi pria usia 45 tahun ke atas yang jarang lakukan pemeriksaan medis atau medical check-up, lebih berpeluang terhadap kanker prostat.
Olahraga
Tak hanya itu, berat badan juga harus ideal sehingga bagi mereka yang obesitas disarankan mampu memangkas lemak. Salah satu caranya dengan berolahraga, namun ini juga sebaiknya rutin dijalani meski bobot tubuh telah ideal.
"Disarankan bahwa olahraga itu 3 kali dalam seminggu minimal. Jadi aktivitas olahraga apa saja yang penting nanti disesuaikan dengan kondisi badan," pesan Dokter Agus.
Ejakulasi dengan baik
Dokter Agus menyebut bahwa kebiasaan di ranjang dengan ejakulasi rutin berhubungan secara tidak langsung dengan kanker prostat.
"Orang yang melakukan ejakulasi rutin, (dikaitkan dengan) pola hidupnya lebih sehat. Orang yang lebih sehat pasti risiko kanker prostat lebih rendah," jelasnya
Namun ia menegaskan bahwa ejakulasi secara rutin itu harus dilakukan dengan tanpa paksaan. Artinya, ejakulasi rutin sebaiknya didapatkan melalui momen bercinta dengan pasangan dan bukan masturbasi.
"Orang yang ejakulasi rutin dikaitkan dengan kehidupan yang sehat, tapi bukan (ejakulasi) dipaksakan harus keluar. Ini Dikaitkan juga dengan kualitas hubungan dengan pasangan," imbuh dokter spesialis urologi itu.
Evaluasi medis
Bagi pria yang berusia 40 tahun ke atas, khususnya dengan riwayat kanker prostat, sebaiknya segera rutin lakukan medical check-up. Evaluasi medis ini untuk mendeteksi sel abnormal yang berpotensi menjadi ganas di kemudian hari. Bagi yang tidak memiliki riwayat keluarga kanker prostat, bisa mulai periksa medis secara keseluruhan di usia 45 tahun ke atas.
Adapun deteksi dini pada kanker prostat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, anamnesa yaitu dengan melihat riwayat medis dari pasien dan juga keluarganya. Kedua, melakukan pemeriksaan fisik seperti misalnya Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat.
"Dan juga dapat dilakukan pemeriksaan lab dengan melakukan pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA)," imbuh dokter Agus.