Kapan Aman Selenggarakan Konser Musik? Ini Jawaban Epidemiolog
- Freepik/wirestock
VIVA – Meski Pemerintah telah mengizinkan penyelenggaraan konser musik dengan sejumlah pedoman ketat, namun pelaksanaannya masih menimbulkan pro dan kontra, mengingat COVID-19 masih menghantui negeri ini.
Lalu, kapan waktu yang relatif aman untuk menyelenggarakan sebuah konser musik di tengah pandemi? Ahli Biostatistika sekaligus Epidemiolog, Windhu Purnomo, turut memberikan jawabannya.
"Cakupan vaksinasi sudah tinggi di daerah itu. Vaksinasi kita belum bagus, terutama dosis duanya yang belum bagus," ujarnya saat webinar VIVA Talk dengan tema 'Kontroversi Konser Musik di Tengah Pandemi', yang digelar Senin, 18 Oktober 2021.
Selain persentase vaksinasi COVID-19 yang tinggi, menurut Windhu, suatu daerah aman menyelenggarakan konser jika angka positif COVID-19 juga sudah rendah. Lalu, apa lagi?
"Gunakan Peduli Lindungi. Platform ini harus digunakan, agar betul-betul berada di area konser memang sudah pernah divaksinasi, negatif COVID-19, bukan kontak erat dan usianya bukan yang berisiko tinggi. Remaja ke atas bolehlah, tapi bukan lansia. Anak-anak di bawah usia 12 tahun karena belum vaksin juga jangan. Itu aja. Dan itu bisa dilihat di Peduli Lindungi," terang dia.
Lebih lanjut Windhu menjelaskan mengenai sejumlah aturan yang harus dijalankan baik untuk pemusik atau pun penonton, agar aman dari penularan COVID-19.
"Bagaimana penyelenggaraan yang aman? Tempat terbuka (outdoor). Pemusik dan penyanyinya pakai masker, jangan buka-buka. Apalagi kalau menyanyi itu kan berteriak, itu akan mengeluarkan droplet. Dropletnya turun ke bawah, ke bawah siapa? Penonton," pungkasnya.
Begitu pun dengan penonton yang harus selalu memakai masker selama penyelenggaraan konser.
"Duduk di kursi, tidak boleh ada tiket festival berdiri. Tidak makan selama konser, kalau minum pakai sedotan supaya tidak membuka masker. Tidak usah berteriak-teriak selama konser, droplet akan ke mana-mana. Semua protokol kesehatan COVID-19 harus dipatuhi," kata Windhu Purnomo.