Perjuangkan Hak Laktasi Ibu Pekerja, Dr Ray Giatkan Edukasi Nutrisi

DR Ray Wagiu Basrowi (kanan)
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Sosok Dr Ray Wagiu Basrowi saat ini diketahui banyak terlibat dalam program kesehatan komunitas & edukasi kesehatan masyarakat kurang mampu seperti penderita malnutrisi, HIV/AIDS, TBC hingga penyakit infeksi. Sempat aktif menjadi reporter & host program kesehatan, rupanya Dr Ray tak asing dengan dunia farmasi lantaran ayahnya adalah seorang apoteker.

Pria yang akrab disapa Dr Ray itu sudah sejak SMA aktif menjadi pendamping dan relawan beberapa program kesehatan masyarakat melalui LSM daerah. Sedangkan cita-cita menjadi dokter sudah diimpikan Dr Ray sejak duduk di bangku SMP.

Namun pilihan sebagai dokter di bidang kedokteran komunitas dan nutrisi, sudah ia tentukan ketika duduk di bangku SMA. Keinginannya menjadi dokter komunitas dan nutrisi semakin besar sejak bergabung bersama Yayasan PEKA dan beberapa LSM Sulawesi Utara di bidang kesehatan masyarakat jaringan USAID serta sebagai relawan PMI daerah.

Atas keyakinan dan dukungan kedua orangtuanya, pada tahun 1995 Dr Ray Wagiu Basrowi melanjutkan pendidikan kedokteran di Universitas Sam Ratulangi tanpa melalui tes ujian masuk yang berstatus sebagai siswa berprestasi.

Dr Ray mengawali karier di bidang industri nutrisi sebagai medical trainer di salah satu perusahaan farmasi di Indonesia. Kemudian pada tahun 2005 bergabung dengan Nutricia sebagai Medical Training & Medical Affairs Manager hingga menjadi National Medical Affairs Head.

Selama berkecimpung di bidang industri nutrisi, Dr Ray menemui berbagai kondisi ibu pekerja yang masih kesulitan menyeimbangkan antara kewajiban kerja dan pemenuhan ASI untuk anaknya karena banyaknya sejumlah keterbatasan.

Sehingga mendorong Dr Ray untuk mengembangkan model laktasi di pabrik maupun tempat kerja lainnya. Dr Ray sudah mempublikasikan lebih dari 50 artikel ilmiah di jurnal nasional dan internasional yang lebih banyak fokus pada kesehatan kerja, ASI, laktasi serta nutrisi ibu pekerja, ibu hamil dan anak.

"Model promosi laktasinya ini adalah suatu perangkat intervensi laktasi bagi ibu pekerja di Indonesia dengan tujuan untuk memastikan agar selama masa menyusui, ibu pekerja yang kembali dari cuti melahirkan tetap dapat sukses menyusui dan mempertahankan produktivitas kerja," ungkap Dr Ray Wagiu Basrowi.

Model promosi laktasi ini adalah yang pertama dikembangkan di Indonesia berdasarkan metode Delphi dan dinamai ‘Model Basrowi DKK’ karena principal investigator nya sendiri adalah studi doktoral Dr Ray Wagiu Basrowi.

Model laktasi ini terdiri dari 8 dimensi, yakni kebijakan ramah laktasi, edukasi, fasilitas, sumber daya, waktu kerja fleksibel, aturan internal, modul/materi dan konselor laktasi okupasi.

Pada tahun 2012 Dr Ray terpilih menjadi salah satu panel ahli pada Asian Medical Affairs Leader di Singapore. Tak hanya itu, ia juga menjadi Advisory Board Member HEALTH I Project empat tahun setelahnya.