Studi: Konsumsi Suplemen Ini Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru
- U-Report
VIVA – Vitamin merupakan senyawa yang harus dikonsumsi untuk membantu pertumbuhan dan menjaga kesehatan. Meskipun vitamin bisa didapatkan dari makanan, beberapa orang lebih memilih mengonsumsi suplemen makanan untuk membantu memenuhi kebutuhan vitaminnya.
Tapi hati-hati, mengambil langkah ini ternyata dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. World Cancer Research Fund (WCRF), memperingatkan, suplemen makanan tertentu khususnya yang mengandung beta karoten, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.
"Ada bukti kuat dari uji coba terkontrol secara acak bahwa suplemen beta karoten dosis tinggi, dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada beberapa orang," kata WCRF, dilansir Express, Selasa 5 Oktober 2021.
Dikatakan bahwa konsumsi beta karoten telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru pada orang yang merokok atau yang telah terpapar asbes.
Satu studi yang dilakukan terhadap 29 ribu perokok pria menemukan bahwa terjadi peningkatan 18 persen kanker paru-paru pada kelompok yang menerima 20 mg beta karoten sehari, selama 5-8 tahun.
Sementara studi lain menemukan, penelitian yang dilakukan terhadap 18 ribu orang menemukan bahwa 28 persen kanker paru-paru lebih banyak diderita pada orang dengan riwayat merokok dan atau paparan asbes. Orang-orang ini mengonsumsi 30 mg beta karoten selain 25.000 unit retinol (suatu bentuk vitamin A) sehari selama 4 tahun.
Namun, satu penelitian terhadap 22 ribu dokter pria, beberapa di antaranya perokok atau mantan perokok, tidak menemukan peningkatan kanker paru-paru. Orang-orang ini mengonsumsi 50 mg beta karotein setiap hari selama 12 tahun.
"Jika Anda merokok atau memiliki riwayat merokok atau paparan asbes, Anda tidak boleh mengonsumsi suplemen beta karoten dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang lama," kata Mayo Clinic.
"Namun, makanan kaya beta karoten dianggap aman dan tampaknya dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker dan kemungkinan penyakit jantung," lanjut badan kesehatan itu.
Beta karoten biasanya memberi warna kuning atau oranye pada buah dan sayuran, yang kemudian berubah menjadi vitamin A dalam tubuh, sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sama di dalam tubuh sebagai vitamin A.
Beberapa sumber utama beta karoten, antara lain bayam, wortel, paprika merah, mangga, pepaya dan aprikot. Menurut Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC), seseorang harus mendapatkan jumlah beta karoten yang dibutuhkan dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang.
"Jika Anda memutuskan untuk mengonsumsi suplemen beta karoten, penting untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak, karena ini bisa berbahaya. Jangan mengonsumsi lebih dari 7 mg suplemen beta karoten sehari, kecuali disarankan oleh dokter," saran DHSC.