Viral Live di TikTok, Peneliti Sebut Bunuh Diri Dapat Menular
- Pixabay
VIVA – Masyarakat tengah digegerkan akan kasus bunuh diri yang dilakukan secara langsung di aplikasi TikTok oleh pria berinisial SS. Pihak kepolisian pun menemukan korban saat sudah tak bernyawa dan mulai menelusuri pemicu kasus bunuh diri tersebut.
Kasus bunuh diri bukan hal yang main-main, karena rupanya angka di Indonesia cukup tinggi. Data P2MKJN 2019 menyatakan di Indonesia terdapat lebih dari 16.000 kasus bunuh setiap tahunnya. Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si.,Psikolog, mengatakan, bunuh diri perlu mendapatkan perhatian.
"Sebab hal ini termasuk fenomena gunung es dimana kejadian yang terlihat jauh lebih sedikit dibanding jumlah kasus sebenarnya. Terlebih dalam situasi pandemi ini dimana menurut hasil riset IPK, kami menemukan adanya peningkatan mereka yang mengalami gangguan psikologis, rentan stres, depresi, bahkan terancam bunuh diri," tuturnya dalam acara virtual 'Peluncuran Website dan Tools Pencegahan Bunuh Diri’, Sabtu, 11 September 2021.
Senada, Chief Researcher Emotional Health for All (EHFA), dr. Sandersan Onie, mengatakan bahwa berdasarkan data di Indonesia pada 2019, terdapat setidaknya 2,6 kasus bunuh diri per 100 ribu orang. Bahkan, percobaan bunuh diri yang dilakukan masyarakat, bisa sampai 25-30 kali lebih banyak dari kasus bunuh diri yang terjadi.
“Mirisnya 60 persen dari orang yang melakukan tindakan bunuh diri tersebut, diketahui tidak mencari bantuan profesional seperti dokter maupun psikolog,” ujar Peneliti Kesehatan Mental dalam Pencegahan Bunuh Diri itu, di kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, menurut Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri, setiap 40 detik seseorang melakukan bunuh diri di seluruh dunia, atau sekitar 800.000 kejadian bunuh diri setiap tahunnya. Lebih dari 75% kasus bunuh diri terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (IASP 2021).
"Berdasarkan penelitian, untuk setiap kematian bunuh diri, kemungkinan ada 29 upaya serupa di tempat lain. Upaya bunuh diri dapat menular, khususnya mereka yang berada di sekitar individu yang bunuh diri," imbuh Pendiri Emotional Health for All itu.
Hingga kini, pihak kepolisian belum mau berkesimpulan kalau SS (29), meninggal karena bunuh diri. Polisi datang saat korban sudah tidak bernyawa lagi. Meski ada kemungkinan SS bunuh diri, tetapi polisi tidak mau langsung berkesimpulan demikian. Terlebih, polisi menyebut ada minuman mencurigakan yang ditenggaknya.
"Minuman yang digunakan katanya dicampur obat," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jatinegara, Ajun Komisaris Polisi Tri Sambodo, beberapa waktu lalu.
Jika Kamu butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi atau Kamu melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri bisa menghubungi nomor darurat Kementerian Kesehatan di 119.