Harga Tes PCR di Indonesia, Salah Satu yang Termurah di Asia
- Pixabay/neelam279
VIVA – Penurunan harga Swab Test PCR memiliki dampak yang sangat baik bagi masyarakat Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah baru-baru ini, mengenai pembatasan sosial secara berkala dan penyesuaian tarif untuk membantu meningkatkan angkat testing dan tracing yang diharapkan dapat menekan penurunan angka penularan COVID-19 di Indonesia.
Jika akhir Juli 2021 lalu angka penularan dapat mencapai 56.747 kasus aktif per hari, kini kasus harian berada pada sekitar 20.000 kasus per harinya. Ini artinya, melalui program pembatasan sosial secara berkala yang diterapkan sudah membawa dampak yang cukup signifikan pada angka kasus harian.
Ditambah lagi, dengan penurunan harga swab test PCR yang saat ini menjadi lebih terjangkau, kesadaran masyarakat untuk melakukan pengecekan secara mandiri melalui swab Antigen maupun swab test PCR tampaknya kian meningkat, terutama di kota-kota besar.
Melalui instruksi pemerintah, harga yang ditetapkan berkisar mulai Rp495.000-Rp525.000, dan Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia Tenggara dengan biaya termurah untuk melakukan swab test PCR.
Ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan tracing dengan tarif yang cukup terjangkau dan memberikan hasil cepat serta akurat.
Menurut data dari Kemenkes, Indonesia memiliki tarif yang lebih murah dibandingkan beberapa negara Asia seperti Thailand dengan kisaran Rp1.300.000-Rp2.800.000 untuk sekali Swab Test PCR dan Singapura dengan SGD160 atau Rp1.500.000 untuk layanan Swab Test PCR.
Hal ini berbeda dengan India yang mendapatkan subsidi penuh oleh pemerintah negaranya, serta alat swab test PCR, reagen yang digunakan hingga obat-obatan yang diproduksi dalam negeri Bollywood itu sendiri.
Sehingga tidak heran, tarif untuk Swab Test PCR di negeri tersebut jauh lebih murah dari Indonesia dan bahkan negara-negara berkembang lainnya. Bahkan beberapa epidemiolog Indonesia, salah satunya Dicky Gunawan turut angka bicara.
"Jika saja Indonesia sudah bisa memproduksi reagen dan komponen pendukung swab Test, pasti harganya bisa dikontrol, dikendalikan dan murah. Kendala saat ini adalah kita masih menggunakan reagen dan komponen impor dan biaya investasi yang tinggi terutama alat laboratorium yang digunakan," ungkapnya.
Tanggapan tersebut turut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi. Dia menjelaskan, saat ini Indonesia masih terkendala karena impor.
"Karena tes PCR kita masih impor ya termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor," kata Nadia.
Sementara itu, Direktur Utama Bumame Farmasi, James Wihardja, mengatakan, mereka melakukan pengecekan ke beberapa Fasilitas Kesehatan yang menyediakan jasa Swab Test PCR.
"Kami adalah salah satu Faskes yang cepat dalam menanggapi instruksi pemerintah tersebut (menurunkan harga tes PCR)," ujarnya saat ditemui di salah satu cabang Bumame di kawasan TB Simatupang, Jakarta, baru-baru ini.
"Kami sebagai penyedia jasa juga berusaha memaksimalkan solusi agar masyarakat bisa menggunakan layanan Swab Test PCR dengan mudah, aman, cepat dan tentunya dengan tarif yang lebih terjangkau. Kami juga menjamin tingkat akurasi terbaik bagi masyarakat melalui layanan dan laboratorium mandiri yang dilengkapi komponen-komponen berkualitas terbaik," tutur James Wihardja.