Vaksin Ini Disebut Ampuh Lindungi dari Keparahan dan Kematian COVID-19
- Kaspersky
VIVA – Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dilaporkan memberikan perlindungan yang baik di Afrika Selatan. Salah satu kepala uji coba di sana menyebut bahwa vaksin Johnson & Johnson memberikan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian akibat COVID-19.
Ketua peneliti gabungan, Dr. Glenda Gray mengatakan, vaksin Johnson & Johnson sekali pakai menawarkan 91 hingga 96,2 persen perlindungan terhadap kematian.
Sementara vaksin tersebut menawarkan 67 persen kemanjuran terhadap infeksi ketika varian virus corona Beta mendominasi dan sekitar 71 persen ketika varian Delta mendominasi.
"Secara konsisten setelah menerima vaksin, sangat sedikit kematian yang terjadi pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan menunjukkan perlindungan yang luar biasa hingga 96,2 persen terhadap kematian. Ini adalah titik akhir utama kami dan kami dapat mengatakan bahwa vaksin ini melindungi petugas kesehatan dari kematian," kata Dr Gray, yang dikutip dari laman Asia One, Minggu, 8 Agustus 2021.
Di Afrika Selatan sendiri, vaksin Johnson & Johnson diberikan kepada petugas kesehatan mulai pertengahan Februari lalu dalam sebuah studi penelitian. Vaksinasi selesai pada Mei 2021, dengan 477.234 petugas kesehatan telah divaksinasi, kata Gray dalam konferensi pers.
Regulator kesehatan Afrika Selatan menyetujui suntikan Johnson & Johnson pada bulan April, dan digunakan dalam program vaksin nasional bersama Pfizer.
Sementara itu, kampanye vaksinasi COVID-19 Afrika Selatan sempat dilanda masalah pada bulan Februari setelah pemerintah menghentikan vaksinasi AstraZeneca.
Hal itu karena adanya percobaan kecil yang menunjukkan bahwa vaksin ini disebut memberi perlindungan minimal terhadap penyakit ringan hingga sedang yang disebabkan oleh virus corona varian Beta, yang dominan di negara tersebut pada saat itu.
Namun, saat ini jumlah warga yang telah divaksinasi telah meningkat. Diketahui lebih dari 8,3 juta orang telah divaksinasi per Kamis, 5 Agustus 2021.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Afrika Selatan yang baru diangkat, Joe Phaahla mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk mulai menggunakan vaksin lain yang disetujui oleh regulator, termasuk Sinovac.