Meski Ibu Positif COVID-19, Bayi Harus Diberi ASI Eksklusif
- vstory
VIVA – Banyak ibu yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan enggan memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayinya lantaran khawatir dapat menulari virus. Padahal, bayi sangat membutuhkan ASI tersebut sebagai sumber nutrisi sekaligus pencegahan utama dari terpapar COVID-19.
Dijelaskan dokter spesialis anak dr. Jessica Febi Kusumawati SpA, ASI tetap menjadi hak utama bagi bayi yang baru lahir. Karena di dalam ASI, terdapat antibodi alami yang akan dibangun di tubuh bayi sehingga risiko tertular COVID-19 jauh lebih rendah.
"Semua bayi yang dilahirkan dari ibu positif tetap mendapatkan ASI Ekslusif dari ibu yang positif. Ibu yang terduga positif sebaiknya melahirkan di tempat yang memiliki ruangan intensif bagi ibu untuk bisa dirawat dengan baik, dan ruangan untuk bayi agar bisa dirawat dengan baik juga," katanya dalam acara Hidup Sehat, TvOne, Jumat 6 Agustus 2021.
Akan tetapi, bayi tetap dilakukan pemeriksaan dengan tes Swab PCR untuk memastikan apakah bayi tertular atau tidak saat proses persalinan. Apabila hasilnya negatif, sebaiknya ibu dan bayi dirawat di ruang terpisah dengan tetap memberi ASI Perah secara rutin.
"Apabila ibu dan bayi sama-sama positif bisa rawat gabung, ibu dengan gejala ringan bisa memberikan ASI langsung kepada bayinya. Namun apabila ibu positif dan bayi tidak, sebaiknya dipisah. ASI bisa diberikan secara perah, pemberian ASI bisa diberikan 2 atau 3 jam sesuai kebutuhan bayi," ujar Jessica.
Untuk menjaga kualitas ASI, kata dokter Jessica, pada ibu yang sakit dianjurkan mengonsumsi makanan yang sehat dan vitamin serta obat yang diberikan dokter. Salah satu vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin D.
"Vitamin yang direkomendasikan adalah vitamin D, dapat ditransfer melalui ASI. Sebaiknya sesuai rekomendasi dokter," ungkapnya.
Tak lupa, kesehatan mental ibu juga harus diperhatikan dengan dukungan dari keluarga terdekat. Dengan begitu, kebutuhan ASI akan tercukupi dan bayi akan tenang.