Ibu Hamil Positif COVID-19 Rentan Melahirkan Prematur? Ini Kata Dokter

Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

VIVA – Bagi ibu positif COVID-19 yang tengah mengandung, tentu memberi kekhawatiran tersendiri. Tak sedikit ibu yang gelisah lantaran merasa tak lagi bisa menjalani persalinan secara normal seperti yang diharapkannya sejak awal kehamilan maupun khawatir kondisi kesehatan janin.

Dipaparkan dokter spesialis kandungan, dr.Anggia Melanie Lubis, SpOG, dalam acara Hidup Sehat tvOne, berbagai kekhawatiran ibu hamil melanda saat dinyatakan positif COVID-19. Salah satunya mengenai kesehatan janinnya yang dianggap dapat tertular virus yang sama hingga terpapar bahaya lain.

"Seorang ibu hamil yang alami COVID-19 tidak akan terpapar pada janinnya. Tapi, jika seorang ibu hamil dengan COVID-19 terpapar di trimester akhir, biasanya kondisi lebih berat," ujarnya dalam acara Hidup Sehat tvOne, Jumat 6 Agustus 2021.

Kata dokter Anggia, di trimester akhir biasanya kerja jantung dan paru-paru sudah lebih banyak sehingga berisiko menurunkam imunitas. Belum lagi, tubuh ibu yang harus mempersiapkan diri untuk melahirkan buah hatinya.

"Waspadai kelahiran prematur pada pasien COVID-19 ibu hamil sehingga nantinya sang bayi harus di treatment di NICU. Tapi, bayi tidak akan terpapar COVID-19," terangnya.

Akan tetapi, tim medis tetap akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai infeksi tersebut usai bayi dilahirkan. Namun, bayi akan lebih aman dilahirkan dari ibu hamil yang sudah dinyatakan negatif COVID-19 sehingga menurunkan risiko penularan.

Bicara mengenai persalinan, dokter Anggia menyebut, ibu hamil tetap bisa melakukan persalinan normal meski dinyatakan positif COVID-19. Namun, keputusan itu akan ditentukan oleh dokter yang akan membantu proses persalinan.

"Boleh normal tapi itu semua akan dinilai oleh dokter. Yang jadi pertimbangan adalah kondisi ibu apakah bergejala ringan, otomatis imun masih bagus sehingga kuat untuk lahiran normal," kata dokter Anggia.

"Kondisi lainnya yaitu tidak ada sungsang, perdarahan, plasenta yang menutupi, itu bisa jadi acuan. Jika tidak bisa lakukan lahiran secara normal baik dari sisi maternal dan kondisi kehamilan ibu, disarankan melahirkan secara sesar," ujarnya.