Kasus Kematian Tinggi, Menkes: COVID-19 Dianggap Aib

COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa angka kematian pasien COVID-19 masih cenderung tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rasa khawatir masyarakat untuk melaporkan kondisinya lantaran menganggap COVID-19 sebagai aib.

Hal tersebut berdampak pada penurunan kondisi yang membuat paru-paru sudah tak berfungsi dengan baik. Dampaknya, kematian pada pasien COVID-19 lebih berisiko dibanding saat awal pandemi.

"Sehingga kita melihat, oh kematian ini terjadi karena satu, mungkin karena edukasi masyarakat perkiraan kita ya sehingga orang takut kalau kena COVID-19 seperti aib gitu ya. Ya jangan," ujar Menkes Budi, saat konferensi pers virtual bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin 2 Agustus 2021.

Lebih lanjut Menkes Budi menyebut pasien COVID-19 meninggal dunia didominasi saat baru tiba di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), dengan rata-rata masa rawat 3-4 hari. Berbeda dengan kasus di awal pandemi, didominasi kematian pasien terjadi di ruang Intensive Care Unit (ICU) dengan masa rawat 8 hari. Rupanya, itu ditengarai saturasi oksigen di bawah angka normalnya.

"Ternyata kita lihat fakta berikutnya adalah orang masuk rumah sakit dulu tuh saturasinya masih 93, 92, 90, sekarang orang masuk rumah sakit sudah 70 saturasinya, sudah 80. Itu sudah telat sekali," kat Menkes.

Menkes Budi menjelaskan bahwa pada umumnya angka kematian (fatality rate) pasien COVID-19 lebih rendah dari TBC dan HIV/AIDS. Sehingga apabila dirawat dengan segera, peluang kesembuhan akan lebih besar.

"Enggak usah malu, enggak usah khawatir kalau kena. Yang penting lapor saja, begitu tes cepat-cepat tes, enggak usah takut dites. Begitu kita tahu, kita bisa tangani," tuturnya.

Di sisi lain, Menkes bersyukur bahwa penambahan angka kasus harian COVID-19 tak seperti skenario terburuk hingga 70 ribu. Menurutnya, kini puncak pandemi akan segera dilalui dengan peningkatan testing yang mencapai 200 ribu tes per hari dan kian dilipatgandakan.

“Skenario sebelumnya terburuk 70 ribu penambahan kasus COVID-19 per hari. Kita lihat, kita bersyukur peak-nya (puncak) itu terjadi di 57 ribu per hari, itu dengan peningkatan testing (pengujian) luar biasa,” kata Menkes Budi.