Studi: Dua Dosis Vaksin Sinovac Tak Dapat Menangkis Varian Delta

Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-18 dengan jumlah 14 juta dalam bentuk bulk atau bahan baku produksi Sinovac, Rabu (30/6/2021).
Sumber :

VIVA – Vaksin COVID-19 diketahui menjadi salah satu cara untuk menekan laju penularan virus COVID-19 di masyarakat. Selain menekan laju penularan, vaksinasi juga diketahui dapat menekan perburukan gejala pada pasien yang terpapar COVID-19.

Berbicara mengenai vaksin, hingga saat ini terdapat beberapa jenis salah satunya adalah vaksin buatan China, Sinovac. Diketahui, bahwa dua dosis vaksin Sinovac China dapat meningkatkan tingkat antibodi penetral hingga 80%-90% dan memberikan kekebalan terhadap varian Alpha dari virus COVID-19 sampai batas tertentu.

Namun vaksin ini tidak dapat menangkis varian Delta yang sangat menular, kata seorang dokter terkemuka Thailand Jumat, 9 Juli 2021.

Dilansir dari laman thaipbsworld, dalam penelitian yang dilakukan oleh sejumlah pakar di Thailand menyebut,dua dosis vaksin Oxford-AstraZeneca dapat meningkatkan antibodi penetral lebih dari 90%, terhadap varian Delta yang mematikan, kata Kepala Pusat Ilmu Kesehatan Penyakit Menular Palang Merah Thailand, Profesor Dr. Hemachudha, yang melakukan penelitian bersama dengan Dr. Anan Jongkaewwattana, ahli virologi di BIOTEC, dan Dr. Khate Sripratak dari Central Chest Institute of Thailand.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa dua dosis vaksin Sinovac, ditambah dosis booster AstraZeneca, dapat mencegah infeksi Delta lebih baik daripada dua dosis Sinovac. Tetapi, masih kurang dari dua dosis AstraZeneca, kata dia.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi mengatakan,  hingga Jumat 9 Juli 2021 , Indonesia sudah mendapatkan sekitar 119.735.200 dosis vaksin COVID-19. Jumlah tersebut didapatkan dari berbagai kerja sama bilateral dan multilateral dengan berbagai negara.

Dari total jumlah vaksin COVID-19 yang sudah didapatkan Indonesia, merek vaksin yang paling banyak adalah Sinovac.  Lebih rinci, Indonesia sudah mengamankan 108,5 juta dosis vaksin Sinovac, 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm, 8.236.800 dosis vaksin AstraZeneca dari fasilitas COVAX. Kemudian, 998.400 dosis vaksin AstraZeneca dari Jepang, dan 500 ribu dosis vaksin Sinopharm dari UEA.