Pandemi COVID-19 Jadi Tantangan Fase Tumbuh Kembang Anak
VIVA – Situasi pandemi COVID-19 memberi tantangan baru bagi orang tua untuk mengasuh si kecil lantaran interaksi yang terbatas dengan lingkungan. Hal tersebut yang seringkali membuat tumbuh kembang si Kecil terlewat dari pantauan orang tua.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH menjelaskan, 1000 hari pertama kehidupan anak yang juga disebut sebagai periode emas adalah periode yang sangat penting untuk tumbuh kembangnya.
Pada anak usia tersebut terjadi perkembangan otak yang sangat pesat, masa ini disebut dengan periode kritis perkembangan dan masa ini tidak dapat tergantikan.
"Untuk itu, orang tua harus cermat dalam memahami tahap-tahap perkembangan anak sesuai tahap usianya serta memberikan nutrisi dan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil agar ia siap belajar terutama dalam situasi yang kurang kondusif seperti pandemi saat ini," ujarnya dalam acara virtual bersama Wyeth Nutrition, beberapa waktu lalu.
Perkembangan anak, lanjut dokter Bernie, tetap harus dipantau meski orang tua tengah sibuk Work From Home (WFH). Salah satu yang terpenting adalah dengan terus melihat perkembangan tinggi badan anak.
"Selama work from home (WFH) jangan lupa memantau, jangan bosan memplot berat badan, tinggi badan, juga perkembangan anak," tegasnya.
Untuk mengukurnya, kata Bernie, bisa dilakukan dengan alat screening yang tersedia maupun buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan.
Dengan begitu, orang tua bisa menelaah apakah pertambahan si kecil cenderung berkurang atau berlebih, serta seberapa ideal perkembangannya.
"Sudah setahun lebih kita seperti ini (dalam kondisi pandemi). Tetapi tetap harus pantau pertumbuhan dan perkembangan (anak). Alat screening cukup banyak, paling mudah buku KIA. Di dalamnya sudah ada apa saja tahapan perkembangan yang harus dikuasai anak sesuai usianya," kata Bernie.
Selain perkembangan fisik, dokter Bernie juga mengimbau agar orang tua mencermati perkembangan bahasa pada anak. Pada umumnya, anak satu tahun sudah bisa menyebut kata tunggal dengan pertambahan dua kata saat usianya 2 tahun. Serta, kombinasi tiga kata lihai diucapkan oleh anak usia 3 tahun.