Dear Calon Ayah, Kualitas Sperma Penentu Keberhasilan Bayi Tabung

Ilustrasi bayi tabung.
Sumber :
  • Pixabay/DrKontogianniIVF

VIVA – Program bayi tabung sedang menjadi tren beberapa tahun terakhir. Bukan saja dilakukan oleh para selebriti, namun program ini terbukti membuahkan hasil yang maksimal bagi pasangan yang mendambakan bayi mungil di dalam pernikahannya.

Program bayi tabung dapat dilakukan dengan syarat utama yakni adanya gangguan kesuburan. Ini ditandai apabila dalam satu tahun Anda dan pasangan berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi, namun tidak terjadi kehamilan. 

"Pada kondisi tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi untuk mencari tahu penyebab dan penanganannya dengan program kehamilan yang tepat," ujar Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah – IVF Centre, dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG-KFER, dalam keterangan persnya.

Indikasi program bayi tabung di antaranya ketika kedua saluran telur tersumbat, kualitas sel telur yang kurang baik seperti pada endometriosis, usia perempuan sudah lanjut, kualitas sperma yang buruk, serta disfungsi seksual. 

Terkadang, program bayi tabung juga dibutuhkan pada kondisi gangguan pematangan sel telur yang tidak juga berhasil dengan hanya pemberian obat-obat pembesar telur. 

"Kondisi organ reproduksi yang kurang baik dapat menghambat terjadinya kehamilan dan merupakan alasan yang cukup kuat bagi Anda dan pasangan melakukan program bayi tabung (IVF)," tuturnya.

Faktor keberhasilan bayi tabung

Angka keberhasilan bayi tabung sangat tergantung dari usia calon ibu dan juga penyebab infertilitas pada pasangan. Umumnya angka keberhasilan dapat mencapai 40-50 persen pada pasangan dengan usia calon ibu berusia kurang dari 35 tahun. 

Sementara, pada pasangan dengan usia calon ibu berusia 35-40 tahun, tingkat keberhasilannya sekitar 25 persen-35 persen. Sedangkan keberhasilan program IVF yang diikuti oleh calon ibu berusia di atas 40 tahun, angka keberhasilannya hanya sekitar 10 persen.

Tingkat keberhasilan program bayi tabung juga ditentukan oleh dukungan pasangan dan support system yang dimiliki. Program bayi tabung tidak dapat berjalan tanpa peran pihak suami karena pada proses bayi tabung tetap dibutuhkan sperma dalam proses pembuahan sel telur.

"Justru faktor sperma ini menjadi hal penting dalam menciptakan embrio yang berkualitas, sehingga seorang suami harus disiapkan betul kualitas spermanya dengan selalu
menerapkan gaya hidup yang sehat," tambahnya.

Lantas, apa saja yang perlu dipersiapkan saat hendak melakukan program bayi tabung agar berhasil dilaksanakan?

Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum proses bayi tabung berjalan salah satunya fit and proper test Anda dan pasangan. Tes ini dilakukan dengan melakukan wawancara awal untuk mengetahui riwayat pernikahan, berapa lama pernikahan, siklus haid, riwayat penyakit dan operasi, riwayat pekerjaan, riwayat pengobatan sebelumnya, dan lainnya. 

Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila Anda dan pasangan ingin melakukan program bayi tabung di Indonesia.

- Harus pasangan suami-istri yang sah dan tidak menggunakan donor sperma atau telur dari bukan pasangan

- Calon ibu belum menopause

- Calon ibu tidak memiliki penyakit yang dapat diperberat oleh kehamilan, seperti penyakit jantung

- Kondisi rongga rahim sehat (tidak didapatkan mioma, polip, dan perlekatan yang mengganggu rongga rahim), karena rongga rahim nantinya penting untuk penempelan embrio (janin). Apabila didapatkan kelainan pada rongga rahim tersebut, maka harus dilakukan tindakan operatif terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman embrio ke dalam rahim.

- Tidak didapatkan cairan pada salah satu atau kedua saluran telur (hidrosalping). Apabila ini terjadi, maka harus dilakukan tindakan berupa laparoskopi operatif untuk mengangkat saluran telur yang terkait untuk mencegah leakage cairan dari saluran telur ke dalam rongga rahim yang nantinya dapat mengganggu penempelan embrio.

- Siap secara mental dan finansial

"Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, Anda dan pasangan dapat melakukan serangkaian pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan dasar infertilitas berupa analisis semen sperma, histerosalpingografi (HSG) untuk mengevaluasi saluran telur, USG transvaginal, dan konfirmasi ovulasi dengan melihat siklus haid wanita atau dengan pemeriksaan hormon," tuturnya.

Kemudian calon ibu akan diberikan suntikan hormon setiap harinya untuk memperbesar ukuran beberapa cangkang telur (folikel), sehingga dapat dilakukan panen telur (ovum pick up). Nantinya, akan dipilih telur yang paling baik untuk digabungkan bersama sperma agar terjadi pembuahan.

Apabila persiapan dan syarat-syarat sudah terpenuhi, maka dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi akan memulai program bayi tabung.