Sesak Saat Pakai Double Masker, Berbahayakah?
- LG
VIVA – Penggunaan masker menjadi salah satu cara pencegahan penyebaran virus corona di masyarakat. Bahkan, beberapa waktu lalu, Satgas COVID-19 meminta masyarakat untuk menggunakan masker secara double untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19 di masyarakat.
Mengingat beberapa waktu belakangan ini, kasus COVID-19 di Indonesia yang kembali meningkat ditambah dengan ditemukannya varian delta di Indonesia. Lantas seberapa efektif penggunaan double masker? Spesialis Paru, dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp.P dalam program Hidup Sehat Plus TvOne, angkat bicara.
Dia menjelaskan bahwa sebuah penelitian menyatakan bahwa menggunakan masker bedah saja itu mampu memfiltrasi 56 persen. Sedangkan masker kain saja itu mampu memfiltrasi 51 persen.
"Tetapi kalau menggunakan double dalam masker bedah, luar masker kain kemampuan filtrasi jauh meningkat menjadi 85 persen. Ini tampaknya baik untuk pencegahan," kata dia, Jumat 2 Juli 2021.
Namun di tengah anjuran penggunaan double masker oleh Satgas, tidak sedikit dari masyarakat yang mengatakan bahwa menggunakan double masker cukup sulit bagi dia.
Mereka bahkan menyebut menggunakan satu masker saja sudah sesak apalagi dua masker, akan semakin susah nafas. Apakah hal tersebut bisa membahayakan masyarakat?
"kita dalam masa yang tidak biasa jadi perilaku kita perlu diubah ini adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penularan supaya kita tidak sakit," kata Sri Dhuny.
Dia melanjutkan, masyarakat harus tetap menggunakan masker double. Meski ada efeknya terasa pengap.
"Apakah ini berbahaya bagi kesehatan sih tidak. Artinya sepanjang kita masih bisa bernafas itu oke," ujar dia.
Tetapi, Sri Dhuny menjelaskan jika mereka yang menggunakan masker yang sangat rapat kemudian berkegiatan aktif sehingga terasa sesak sekali itu waktunya untuk sementara menghentikan kegiatannya.
"Nafas dulu yang baik, apalagi kalau sudah sampai pusing, berkunang-kunang itu artinya kekurangan oksigen dan itu artinya saatnya istirahat dulu tanpa buka masker. lama-lama oksigen tercukupi, gejalanya akan hilang," tutur Sri Dhuny.