Paparan Blue Light Gadget Picu Kulit Cepat Tua, Kok Bisa?

Mengatasi Kulit Kering (Ilustrasi)
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Blue light rupanya kerap dianggap menjadi biang kerok pada masalah kulit di wajah. Sayang, tak banyak yang memahami bahwa sumber paparan blue light dapat dijumpai saat beraktivitas di rumah.

Banyak yang hanya mengenali bahwa kulit dapat mengalami gangguan yang dipicu dari paparan sinar matahari UV. Faktanya, masalah pada kulit dapat terjadi serupa akibat paparan blue light, yang kerap tak disadari.

"Dalam penelitian lima tahun terakhir, energi blue light mungkin tak sebesar UV, tapi sumbernya ada dalam kehidupan sehari-hari, dari laptop, handphone, lampu," ujar VP of Research and Development, PT Paragon Technology and Innovation dr. Sari Chairunnisa, Sp. KK, dalam acara peluncuran Serum Ampoule Wardah, baru-baru ini.

Lebih dalam, cahaya biru ini memang tak memberi efek secara langsung dan drastis selayaknya sinar UV. Tetapi, pengaruh yang ditimbulkan bisa cukup fatal karena berkaitan dengan radikal bebas.

"Beberapa penelitian juga membuktikan blue light efeknya, memang tidak sehebat UV, tapi biasa mencetuskan radikal bebas, bisa mengganggu barrier (lapisan) ketahanan kulit, membuat hiperpigmentasi (flek hitam), dan mempercepat aging (penuaan) juga," tutur Sari.

Serupa, Global Skin Expert, Francois Paul juga mengatakan bahwa flek hitam turut dipengaruhi oleh cahaya biru. Akibatnya, lapisan kulit terdalam akan mengalami masalah dan sulit dipulihkan.

 "Blue light memiliki sifat seperti itu, bisa menembus lapisan terdalam kulit, termasuk ke kolagen dan tidak bisa dibalikin lagi kalau sudah rusak, jadi harus dilindungi dari sekarang," kata Paul.

Upaya mengatasinya

Menurut penelitian, orang Indonesia memiliki tipe kulit yang rentan mengalami flek hitam akibat blue light. Namun, dampak dari si cahaya biru ini dapat diusir dengan memakai skincare yang tepat.

"Blue light ini termasuk yang harus diatasi, dengan pemakaian antioxidant di skin care dan sebagainya," tutur dokter Sari.

Pertama, mengatasi blue light dengan skincare disarankan yang mengandung niacinamide. Ini dapat ditemui di beberapa jenis serum maupun krim pelembab kulit.

"Niacinamide yang kita pakai juga data risetnya ada proteksi terhadap blue light atau visible light (cahaya tampak)," ujarnya.

Selanjutnya, penting untuk memakai sunscreen agar kulit lebih terproteksi. Untuk pemilihan tabir surya ini, dokter Sari menyarankan agar memiliki warna agak kecokelatan.

"Untuk sunscreen lebih spesifik kalau penelitian terkini adalah sunscreen yang ada warnanya agak kecokelatan digunakan di SPF 30 seperti anjuran di Asia Tenggara,"  ujarnya.